Mohon tunggu...
Sharfina Roeslan
Sharfina Roeslan Mohon Tunggu... -

Berakar di sosiologi, berkembang di manajemen: a social science person.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Too Much Information

28 Februari 2014   00:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:24 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Too Much Information.

Ignorance is a bliss. Yes, when it comes in just the right amount.

Kita hidup di dunia dimana hampir segala informasi bisa kita akses. Dimana kita bisa menjadi terlalu tahu akan sesuatu yang sebetulnya tidak perlu kita tahu. Dunia dimana semua orang bisa kepo, dan yang tadinya nggak kenal bisa jadi tahu segalanya tentang seseorang.

Terkadang menjadi tidak tahu itu jauh lebih menenangkan. Terkadang, informasi tidak hanya membuat kita lebih tahu, tetapi juga memberikan amunisi kepada rasa insecure kita. Terlalu banyak baca berita kriminal, jadilah kita merasa tidak aman bepergian. Terlalu banyak buka akun social media pribadi, kita jadi terlalu tahu teman-teman kita makan apa, dimana, sama siapa hari ini. Terlalu sering mengecek akun social media pasangan, jadilah kita bertanya-tanya siapa gerangan perempuan yang dia mention ini. Padahal, bukan siapa-siapa dan kalo kita tidak tahu, kita tidak perlu sedikitpun merasa ‘khawatir.’

Saya tidak menolak kondisi ini, dimana informasi is just one click away. Saya juga seringkali merasa diuntungkan dengan ‘kemudahan’ ini. Namun, saya rasa apapun yang berlebihan bisa menimbulkan efek yang tidak baik. Karena, mengganggu keseimbangan. Akhir-akhir ini, saya merasa bahwa saya overdosis informasi. Sehingga, saya merasa saya harus ‘diet’ informasi, yaitu memilah informasi mana yang saya betul-betul perlu tahu, dan informasi mana yang hanya bikin saya parno. Setelah dicoba selama beberapa minggu, ternyata hidup saya lebih tenang. Berarti betul dong, saya selama ini overdosis informasi yang kurang berguna.

Jadi, tidak ada salahnya kita ‘diet’ informasi sejenak. Tidak semua orang cocok dengan diet ini sih, namun apabila Anda mulai merasa bahwa Anda memperoleh too much information, mungkin Anda mengalami overdosis informasi ini. Cobalah diet sesaat, dan rasakan perbedaannya. Siapa tahu hati jadi lebih ‘ringan' dan pikiran jadi lebih 'sehat.'

Selamat mencoba!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun