Jean Piaget mengatakan bahwa anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif mereka sendiri , informasi dari lingkungan tidak begitu saja dituangkan secara langsung dalam pikiran-pikiran mereka. Jean Piaget juga memberikan batasan kembali terhadap kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Teori Jean Piaget ini memandang anak-anak sebagai pembelajaran lewat penemuan individual. Dalam membangun dunia kognitif, mereka secara aktif menggunakan skema untuk menggambarkan atau menjelaskan hal-hal yang sedang mereka alami. Adapun aspek-aspek perkembangan kognitif menurut Jean Piget terbagi menjadi empat: 1) kematangan syaraf, 2) pengalaman, 3) interaksi sosial, 4) ekuilibrasi (proses pengaturan diri dan pengoreksian diri).
Lev Vygotsky merupakan pengagum dari teori Jean Piaget, tetapi Vygotsky tidak setuju dengan teori Piaget yang menyatakan bahwa anak-anak mengembangkan dunia kognitif mereka secara individual. Vygotsky mengatakan bahwa perkembangan kognitif dan bahasa anak tidak berkembang dalam suatu situasi sosial yang hampa. Perkembangan manusia sebagai suatu perkembangan yang tidak dapat terpisahkan dari kegiatan-kegiatan sosial dan budaya. Vygotsky menekankan tentang bagaimana proses-proses ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran menggunakan temuan-temuan masyarakat saperti bahasa, sistem matematika, dan alat-alat ingatan. Selain itu, Vygotsky juga memberikan penekanan pada peranan orang dewasa dan anak-anak lain dalam memudahkan perkembangan si anak. Jadi, dalam teori Vygotsky menekankan peran kebudayaan dan masyarakat dalam perkembangan kognitif anak. Dalam teori Vygotsky mengandung banyak unsur psikologi pendidikan, khususnya pokok bahasan pendidikan dan budaya.
