Indah ku bayangkan, saat diriku yang selalu berhayal tentang dikau,
tapi itu dulu....
Sekarang lembaran kisah ku dan engkau menjadi kisah klasik yang terbungkus rapi, dan entah kemana kisah klasik itu akan berlabuh, aku tak tau arah pastinya.
Awal kali kita bertemu, kau menampakkan senyum yang indah dan paras yang mungkin dikagumi kaum hawa lainnya, tapi bukan itu yang membuatku kagum terhadapmu. Sifat pemerhati dan bertanggungjawablah yang aku kagumi. Lambat laun rasa kagum itu berubah tak menentu, tak pasti, dan abstrak.
Mendapatkanmu? Ah itu mustahil....
Benar apa kata pepatah, aku denganmu bagai pungguk yang merindukan bulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H