Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki banyak keberagaman, baik dari suku, agama, budaya, bahasa, dan aliran kepercayaannya. Hal tersebut yang menjadikan Indonesia sebagai negara plural dan multikultural. Negara plural maksudnya adalah Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak suku, budaya, ras dan keberagaman lainnya sehingga terbentuk sebuah semboyan negara yaitu "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemudian, Indonesia sebagai negara multikultural maksudnya adalah negara yang memiliki banyak keberagaman. Keberagaman Indonesia terjadi karena adanya gelombang migrasi di Indonesia pada zaman dahulu yang mana mengakibatkan adanya pertukaran kebudayaan baik yang diadaptasi maupun diadopsi dari kebudayaan lain sehingga mempengaruhi sejarah multikultural negara Indonesia.
Sama halnya dengan keberagaman negara Indonesia, keluarga saya juga mempunyai keberagaman. Yang mana ibu saya berasal dari etnik atau suku campuran Jawa dan Palembang, kemudian ayah saya berasal dari etnik atau suku Jawa. Tetapi bahasa yang saya gunakan sehari-hari adalah bahasa Jambi, karena  saya dari sejak lahir hingga sekarang tinggal di provinsi Jambi. Terkadang persepsi orang-orang terhadap etnis keluarga saya cukup keliru. Yang mana, mereka beranggapan bahwasannya etnik Palembang biasanya memiliki kulit yang kuning/putih dan bermata sipit. Tetapi saya sebagai kuturunan dari etnik Palembang tidak membenarkan hal tersebut. Karena saya sendiri tidak memiliki kulit yang putih dan mata yang sipit. Persepsi orang-orang terhadap etnik tertentu memang harus diluruskan sehingga tidak terjadinya keslahapahaman dan diskriminasi.
Untuk menghindari hal-hal tersebut, perlu di terapkannya pendidikan multikultural khususnya di sekolah-sekolah. Yang mana anak atau siswa perlu diajarkan sejak dini mengenai keberagaman di negara Indonesia. Siswa juga harus diajarkan mengenai bagaimana cara menghargai perbedaan yang ada antara etnik atau suku dan menciptakan toleransi antar sesama. Anak atau siswa juga harus diajarkan bagaimana cara berkata dan berperilaku untuk menghindari adanya diskriminasi terhadap etnik tertentu. Hal tersebut nantinya akan berguna baik di masa sekarang maupun di masa mendatang.
Saat ini sekolah-sekolah sudah banyak yang menerapkan pendidikan multikultural. Namun, masih ada juga anak atau siswa yang berperilaku diskriminasi terhadap siswa lain yang berbeda etnik atau suku maupun agamanya. Hal tersebut memperlihatkan bahwa perlu adanya peningkatan dalam penerapan pendidikan multikultural. Sebagai contoh yang pernah saya temui yaitu orang yang bersuku atau etnik Jawa pada umumnya berkulit gelap, hal tersebutlah yang menjadi bahan diskriminasi oleh orang lain atau teman sebayanya. Dimana orang yang bersuku atau etnik Jawa selalu diejek karena mempunyai kulit yang gelap dan juga terkadang ejekan tersebut tidak langsung dilontarkan tetapi bisa saja dari bahan candaan atau menjadi panggilan atau nama lain bagi orang yang bersuku Jawa tersebut. Beberapa orang yang bersuku Jawa mungkin tidak tersinggung karena diskriminasi yang didapatkan berupa candaan atau nama panggilan lain, tetapi hal yang salah tetaplah salah. Hal tersebut tidak patut di budidayakan apalagi pada zaman sekarang orang-orang rentan terkena mental breakdown yang disebabkan adanya diskriminasi.
Kesimpulannya, pendidikan multikultural sangat perlu diterapkan di sekolah-sekolah. Karena pemahaman mengenai perbedaan suku, agama, budaya, ras, bahasa dan kepercayaan perlu diketahui sejak dini. Perkataan dan perilaku antar etnik juga harus dijaga dan diajarkan seperti bagaimana cara berkata yang sopan terhadap orang yang berbeda etnik atau keberagaman lainnya agar tidak menyinggung pihak tersebut. Kemudian bagaimana cara berperilaku terhadap orang yang mempunyai etnik atau keberagaman lainnya yang berbeda. Semua harus diajarkan dan ditanamkan sejak dini sebagai bentuk menghargai dan toleransi terhadap perbedaan yang ada. Hal tersebut bertujuan agar generasi penerus bangsa Indonesia memiliki tata krama, sopan santun, dan toleransi yang tinggi terhadap sesama manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H