Setelah menjadi ibu yang berfokus mengurus balita di rumah, berhenti sejenak dari kesibukan karir. Ternyata banyak hal di dalam hidup ini yang sangat layak untuk direnungkan. Salah satunya aktivitas mengaji. Saya beragama Islam, tetapi terasa sangat berjarak dengan al-Qur'an. Bahkan mungkin bukan hanya saya, tapi kita seluruhnya sudah jarang berkawan, duduk menderas al-Qur'an.  Terakhir kali kegiatan mengaji sangat populer bagi saya dan kawan-kawan masa kecil. Ketika kedua orang tua, menginginkan anak-anaknya bisa baca tulis huruf Arab. Pada saat itu kita digiring belajar mengaji al-Qur'an ke TPQ(Taman Pendidikan Al-Qur'an), atau orang tua menghadirkan ustad/ustadzah  ke rumah untuk les privat mengaji al-Qur'an.
Setelah bisa lancar membaca al-Qur'an, intensitas mengaji mulai berkurang, bahkan mungkin saja, hanya membaca al-Qur'an ketika mengirim do'a kepada keluarga yang sudah meninggal. Ya, membaca Surah Yasin. Apa belajar al-Qur'an hanya sebatas, agar bisa membacakan Yasin untuk keluarga yang meninggal?
Keutamaan Al-Qur'an Bagi Yang Bersahabat Dengannya
Al-Qur'an merupakan anugerah Allah kepada hambanya di seluruh alam. Siapapun yang dekat dengan Al-Qur'an dijanjikan oleh Allah S.W.T menjadi mulia, diangkat derajatnya sebagaimana;
- Nabi Muhammah s.a.w yang diberikan al-Qur'an. Beliau mejadi pemimpin para nabi. Beliau menjadi rasul pilihan.
- Bulan diturunkannya al-Qur'an menjadi bulan mulia. Bulan Rhamadan memiliki julukan yang istimewa dikenal dengan malam nuzulul qur'an.
- Jibril membawa al-Qur'an menjadi malaikat yang paling mulia, ia disebut sebagai pemimpin dari seluruh malaikat.
Gerakan Jurnaling Al-Qur'an
Pesan Allah S.W.T kepada para hambanya, agar menjadikan al-Qur'an sebagai pegangan  hidup. Atau yang ingin mendapatkan syafaat diakhirat bisa dengan terus melakukan pembacaan, pengkajian, dan menerapkan  al-Qur'an di dalam kehidupan. Hanya saja , namanya manusia banyak cobaan dan godaanya. Terkadang didatangi rasa malas dari setan, kesibukan dunia yang harus dikerjakan, hingga akhirnya lupa dan meninggalkan aktivitas membaca al-Qur'an. Masuk akhir tahun, mungkin saja kegiatan membaca al-Qur'an menjadi salah satu refleksi kita. Apakah tahun ini lewat begitu saja, bibir kita sama sekali tidak dipergunakan melantunkan ayat-ayat yang mulia?
Atau mungkin, ada diantara kita yang menderas al-Qur'an dengan tidak teratur beberapa bulan sekali. Jadi ketika hendak membaca al-Qur'an dilempar kembali untuk mengulang, memulai membaca kembali dari surah pembuka. Surah al-Fatihah. Kadang pengulangan pembacaan surah ini memberi kesan bacaan al-Qur'an yang mentok. Surah itu-itu lagi, akhirnya ada perasaan bosan, kemudian menjadikan kita enggan membaca al-Qur'an. Maka dari itu perlu juga menggunakan strategi dalam menerapkan istiqomah membaca al-Qur'an.
Pertama;Â kita bisa menetapkan waktu diantara solat lima waktu. Namun banyak yang menyarankan untuk membaca al-Qur'an setelah solat subuh. Sebelum mengawali hari dengan berbagai macam aktivitas. Alangkah baiknya, jika kita mengajak seluruh indra kita. Terutama mata untuk membaca al-Qur'an sebelum melihat dunia ini.
Kedua; tetapkan mau membaca berapa ayat? Berapa halaman? Ini bebas ya, disesuaikan dengan kenyamanan masing-masing.
Ketiga; alangkah lebih baik, kita mengetahui maksut ayat setelah membacanya. Maka menggunakan al-Qur'an terjemahan bisa membantu melaksanakan aktivitas ini.