BUKAN RANGKUMAN, GUNAKAN INI UNTUK MEMBUAT KESIMPULAN KARYA ILMIAH
Karya ilmiah merupakan aktivitas kepenulisan yang berdasar penelitian, meski sangat populer tak jarang ditemui penulis yang masih kesulitan dalam menyusun karya ilmiah secara sistematis.Â
Contohnya saja kesimpulan yang merupakan salah satu bagian pokok dalam kerangka karya ilmiah. Masih banyak yang menuliskan kesimpulan sebagaimana ketika membuat rangkuman, padahal keduanya tidaklah sama.
Kesimpulan yang menjadi bagian dari bab penutup sudah barang tentu memiliki aturan-aturan tersendiri, terlebih dalam kepenulisan karya ilmiah. Pada artikel kali ini mimin akan memaparkan bagian penting yang perlu diperhatikan dalam penulisan kesimpulan pada karya ilmiah.
Kesimpulan dalam KBBI memiliki pengertian keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif dan deduktif. Secara istilah kesimpulan merupakan pernyataan singkat, jelas dan sistematis.
Perlu diingat bahwa membuat kesimpulan tidaklah sama dengan membuat rangkuman. Banyak yang masih menganggap dua hal ini adalah sama, padahal prakteknya berbeda. Jika dalam membuat rangkuman hanya menyingkat dari keseluruhan peristiwa atau tulisan sehingga menjadi lebih pendek dengan cara menghilangkan penjelasan yang rinci. Sedangkan kesimpulan diperoleh dengan menggunakan penalaran (logika).
Sehingga dalam pembuatan kesimpulan pada karya ilmiah yang sistematis diperlukan untuk menggunakan penalaran atau logika. Terdapat dua penalaran (logika) yang digunakan dalam penarikan kesimpulan:
Logika Deduktif Â
Logika deduktif adalah alur berpikir dengan menarik kesimpulan mulai dari yang umum menuju yang khusus. Terdapat dua cara mendapatkan kesimpulan dengan penalaran deduktif
Silogisme
Silogisme merupakan proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi yang berlainan untuk menghasilkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi ketiga. Dengan demikian silogisme terdiri atas tiga bagian yakni premis mayor, premis minor dan kesimpulan.