Hidup sehat adalah impian bagi semua orang. Tetapi tak jarang di era modern ini yaitu era 5.0 masyarakat lebih memilih cara instan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Karena lebih mudah dan cepat. Terlebih generasi millenial atau gen z yang kurang perhatian terhadap kesehatan tubuhnya, seperti kebiasaan makan mie instan, makanan pedas dan lainnya yang tidak diimbangi dengan konsumsi makanan sehat dan olahraga. Kebiasaan kurang produktif, menghabiskan waktu untuk bermain gadget juga merupakan salah satu pemicu seseorang bisa terkena penyakit karena menyebabkan malas untuk melakukan sesuatu sehingga mengurangi gerak pada tubuh atau bahasa kerennya adalah mager. Sehingga tak jarang anak muda zaman sekarang bisa dengan mudah terkena penyakit yang biasanya diderita oleh orang tua seperti penyakit asam urat ataupun penyakit lainnya. Kemudian kebiasaan mengonsumsi obat-obatan kimia lebih dipilih masyarakat daripada dengan mengonsumsi obat herbal karena memberikan efek pada tubuh dengan cepat.
Selain itu, pandemi covid 19 menjadi salah satu permasalahan yang berdampak dan sangat berpengaruh bagi kesehatan. Seluruh dunia merasakan dampak dari adanya pandemi ini. Tak hanya bidang kesehatan bidang lain pun ikut berdampak karena covid 19. Pandemi terjadi ketika virus baru muncul yang dapat menginfeksi manusia dan menyebar dari manusia ke manusia dengan cara yang cepat dan berkelanjutan. Sehingga pola hidup sehat harus diterapkan untuk meningkatkan imunitas tubuh. Pola hidup sehat meliputi pola makan dengan asupan nutrisi yang seimbang dan olahraga. Nutrisi tambahan dapat berupa mengkonsumsi rempah-rempah seperti minuman jahe, kunyit dll.
Sebelum mengenal obat racikan dokter, masyarakat Indonesia sudah lebih dulu mengenal obat herbal yang diracik sendiri menggunakan tanaman obat. Masyarakat kini cenderung memilih obat herbal sebagai bentuk gaya hidup kembali ke alam atau 'back to nature'. Hal ini terjadi karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi obat herbal dapat meminimalisir efek samping dari obat-obatan racikan dokter atau obat-obatan kimia. Tak asing istilah TOGA terdengar di telinga kita. Sebenarnya apa itu TOGA? TOGA atau juga disebut sebagai apotek hidup merupakan tanaman hasil budidaya rumahan yang digunakan untuk pertolongan pertama dan berkhasiat sebagai obat herbal. Tidak hanya berkhasiat bagi tubuh tetapi juga sekaligus dapat memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumah atau juga dapat di tanam di pot maupun polybag.
Menurut Pak Hari selaku pembimbing lapang UPT Laboratorium Herbal Materia Medica Batu menuturkan bahwa ''Penggunaan obat kimia lebih cepat memberikan hasil dan mudah didapatkan dibanding menggunakan obat herbal, karena obat herbal harus dikonsumsi 4-5 kali dulu baru bisa memberikan efek bagi tubuh apalagi cara pembuatannya lumayan sulit jika dibandingkan dengan obat kimia yang bisa langsung dikonsumsi''.
Tanaman obat banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional dan jamu, yang apabila dikonsumsi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh (immune system), karena tanaman ini memiliki sifat spesifik sebagai tanaman obat yang bersifat pencegahan (preventif) dan promotif melalui kandungan metabolit sekunder contohnya seperti gingiro pada jahe dan santoriso pada temulawak yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jamu tidak dapat menyembuhkan yaitu bersifat kuratif, namun lebih ke arah sebagai pencegahan dengan cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga lebih bermanfaat untuk mencegah COVID-19. Walaupun efek dari penggunaan tanaman obat ini tidak secara langsung terlihat seperti obat kimia, tetapi tanaman ini lebih aman dikonsumsi sehari-hari. Beberapa tanaman obat yang populer digunakan di Indonesia adalah daun sirih, temulawak, jahe, kunyit, lidah budaya, daun pandan dan kayu manis. TOGA tidak hanya sebagai obat ketika sakit namun juga bisa dijadikan jamu yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk menjaga kekebalan tubuh.
"Obat herbal memiliki efek samping yang sangat kecil dan merupakan obat tradisonal sehingga tidak mengandung bahan kimia yang penting pada proses penanaman sampai masa panen tidak menggunakan pupuk anorganik/pestisida sama sekali''. Tutur Pak Hari.
Terlebih lagi jika kita menanam tanaman obat sendiri, selain kita bisa mengobati aneka ragam penyakit dengan hanya memanfaatkan TOGA yang kita tanam sebagai alternatif obat herbal, cara menanamnya pun mudah.Â
"Cara menanamnya tidak sulit, yang sulit adalah konsisten dalam merawatnya. Dibutuhkan ketelatenan yang cukup agar tanaman yang kita tanam dan rawat tumbuh subur sampai pada waktu panennya''. Tutur Pak Hari.
Dari hasil menanam tanaman obat, kita juga bisa mendapat benefit lain yaitu menambah pendapatan keluarga jika lahan yang ditanami cukup luas maka sebagian hasil panen dapat dijual. Manfaat lainnya adalah murah dan mudah memperolehnya, sudah terpercaya khasiatnya dan merupakan pengobatan alami yang tidak berbahaya, aman dikonsumsi, serta tidak ada efek samping. Kita juga bisa memanfaatkan hasil TOGA menjadi olahan produk seperti teh, manisan atau olahan lainnya.Â