Mpox adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Orthopoxvirus, kerabat dari virus cacar. Meskipun umumnya ditemukan di Afrika Tengah dan Barat, kasus Mpox kini telah dilaporkan di berbagai negara di seluruh dunia. Gejala mpox meliputi demam, nyeri otot, kelelahan, dan ruam kulit yang khas. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan lesi kulit, cairan tubuh, atau droplet pernapasan dari individu yang terinfeksi, serta melalui kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi.
Edukasi masyarakat menjadi langkah pertama dan terpenting dalam upaya pencegahan mpox. Kampanye edukasi publik harus mencakup berbagai aspek penting terkait mpox. Pertama, masyarakat perlu memahami gejala-gejala awal penyakit ini, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan munculnya ruam kulit. Pengenalan dini terhadap gejala-gejala ini sangat penting agar individu yang terinfeksi dapat segera mengisolasi diri dan mencari perawatan medis, sehingga mengurangi risiko penularan kepada orang lain. Kedua, edukasi harus menekankan pada cara-cara penularan mpox. Masyarakat perlu menyadari bahwa virus ini dapat menyebar melalui kontak dekat dengan individu yang terinfeksi, terutama melalui lesi kulit, cairan tubuh, atau droplet pernapasan. Pemahaman ini akan mendorong praktik jaga jarak yang tepat dan penggunaan alat pelindung diri saat berinteraksi dengan individu yang berisiko atau terinfeksi.
Namun, edukasi saja tidaklah cukup. Aksi masyarakat yang terkoordinasi dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk memutus rantai penularan dan melindungi kesehatan publik. Salah satu bentuk aksi penting adalah pelaporan dini kasus suspek mpox kepada otoritas kesehatan setempat. Masyarakat harus didorong untuk proaktif melaporkan jika mereka atau orang di sekitar mereka menunjukkan gejala yang mencurigakan. Sistem pelaporan yang efektif dan mudah diakses perlu dikembangkan untuk memfasilitasi hal ini, seperti hotline khusus atau platform pelaporan online. Aksi lain yang tidak kalah pentingnya adalah pelaksanaan protokol kesehatan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari. Ini meliputi penggunaan masker di tempat-tempat umum, terutama bagi mereka yang memiliki gejala atau baru pulih dari penyakit menular. Praktik physical distancing juga harus tetap diterapkan, terutama dalam situasi yang berisiko tinggi.
Dalam kasus ini masih belum ditemukannya pengobatan khusus. Gejala yang timbul dapat diobati secara simtomatis dan suportif. Digunakan vaksinasi dalam program pemberantasan cacar biasa (smallpox) telah diuji dan terbukti 85% dapat efektif mencegah monkeypox dan melindungi dari dari infeksi monkeypox. Tetapi ketersediaan global masih terbatas. Di Amerika Serikat, vaksin cacar, obat antivirus (Tecovirimat) ST-2466, Cidofovir dan Brincidofovir, vaccinia immunoglobulin (VIG) yang telah digunakan untuk mengendalikan wabah cacar monyet (CDC, 2022).
Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan terhadap strategi edukasi dan aksi pencegahan mpox juga penting dilakukan. Survei pemahaman masyarakat, analisis efektivitas kampanye edukasi, dan penilaian dampak aksi pencegahan harus dilakukan secara berkala. Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk menyempurnakan strategi dan memastikan bahwa upaya pencegahan tetap relevan dan efektif seiring dengan perkembangan situasi. Pencegahan mpox bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan semata, melainkan membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Melalui edukasi yang tepat dan aksi yang konsisten, kita dapat melindungi diri sendiri, keluarga, dan komunitas kita dari ancaman mpox. Dengan demikian, kita tidak hanya menjaga kesehatan individu, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan masyarakat global secara keseluruhan.
KATA KUNCI: Kesehatan, Masyarakat, Gejala, Penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Marisah,. Hilmi, L. I. Salman,. , (2022). Studi dan Tatalaksana terkait Penyakit Cacar Monyet yang Menginfeksi Manusia. Jurnal Farmasetis, 11(3), 201-208. https://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/download/493/433/997 [online]. (diakses pada 27 September 2024).
Amer, F,. Hend E.S. Khalil,. Elahmady, M,. Nissreen E. ElBadawy,. Zahran, W. A,. Â Abdelnasser, M,. Alfonso J. Rodrguez-Morales,. Ahmed A. Wegdan,. Rehab M.Elsaid Tash,. , (2023). Mpox: Risiko dan Pendekatan untuk Pencegahan. Journal of Infection and Public Health, 16, 901-910. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10074767/ [online]. (diakses pada 27 September 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H