PERAN KESEHATAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH
FILZAH NADHIFA SALSABILA/191241138
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Kasus pertama DBD di Indonesia tercatat ditemukan pada 1968, yaitu di Jakarta dan Surabaya. Saat ini diperkirakan 2,5-3 miliar orang tinggal di zona penularan demam berdarah. Terdapat 390 juta infeksi virus dengue per tahun di dunia. Sebuah studi prevalensi dengue memperkirakan bahwa 3,9 miliar orang berisiko terinfeksi, 70% dari beban infeksi berada ada di Asia. Penyebab utamanya adalah infeksi virus dengue dari nyamuk Aedes aegypti. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, peran kesehatan masyarakat sangat penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit demam berdarah.
Salah satu peran utama kesehatan masyarakat adalah meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai DBD. Edukasi yang efektif dapat dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk media massa, seminar, dan kampanye di komunitas. Informasi penting meliputi penyebab, gejala, dan langkah-langkah pencegahan DBD. Edukasi yang baik dapat mengurangi jumlah kasus dan penyebaran penyakit.
Pelayanan kesehatan adalah hak asasi setiap manusia dimana setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau, oleh karena itu Pemerintah berkewajiban untuk memberikan pelayanan secara optimal. Pemerintah melakukan berbagai upaya, cara ataupun program dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat melalui pembangunan Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan desa, penggalakan Posyandu dan sebagainya. Berbagai kegiatan atau program tersebut dilaksanakan demi terwujudnya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Ketika terjadi wabah DBD, respons kesehatan masyarakat harus cepat dan efektif. Kesehatan masyarakat perlu menyediakan layanan kesehatan yang memadai, seperti posko kesehatan, dan memastikan ketersediaan obat-obatan serta perawatan medis untuk pasien. Selain itu, pengumpulan data dan pemantauan kasus sangat penting untuk mengidentifikasi pola penyebaran penyakit dan merespons dengan tepat. Koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, dan organisasi non-pemerintah, adalah bagian dari strategi tanggap darurat yang perlu dilakukan untuk menanggulangi wabah secara efektif. Petugas Kesehatan Masyarakat berperan penting dalam melakukan surveilans dan pemantauan kasus DBD. Mereka mengumpulkan data tentang jumlah kasus, sebaran penyakit, dan faktor-faktor risiko yang ada di masyarakat. Informasi ini sangat berharga untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang rentan terhadap wabah DBD dan merencanakan tindakan pencegahan yang tepat.
Pengendalian vektor merupakan strategi utama dalam mencegah penyebaran DBD. Petugas kesehatan masyarakat berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat dalam melaksanakan program "3M Plus" (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang plus menabur larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, dan menggunakan kelambu). Kegiatan fogging atau pengasapan juga dilakukan sebagai tindakan pengendalian ketika terjadi peningkatan kasus DBD. Namun, penekanan tetap diberikan pada upaya pencegahan melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Penelitian dan inovasi dalam bidang pengendalian DBD terus dikembangkan. Petugas Kesehatan Masyarakat berperan dalam melakukan studi operasional untuk mengevaluasi efektivitas berbagai intervensi pengendalian DBD. Peran kesehatan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan DBD sangat kompleks dan multidimensi. Melalui pendekatan yang melibatkan surveilans, edukasi, pengendalian vektor, penguatan sistem kesehatan, kerjasama lintas sektor, dan inovasi, diharapkan beban DBD dapat terus diturunkan. Komitmen jangka panjang dan kolaborasi yang erat antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam mengendalikan penyakit DBD di Indonesia.Â
KATA KUNCI: DBD, Kesehatan Masyarakat, Penyakit, Penyebaran, Peran.