Judul Buku       : Didi Kempot "Sang Maestro Campursari"
Penulis          : Weda S. Atmanegara
Penerbit         : Brilliant - Yogyakarta
Tahun Terbit     : Cetakan Pertama, 2020
Tebal buku       : 189 halaman
Harga Buku      : Rp. 49.000
Peresensi        : Filzah Mithalina Nur Sabrina/ 201/ Farmasi E
Buku yang berjudul Didi Kempot "Sang Maestro Campursari" yang dituliskan Weda S. Atmanegara. Penulis ini mencoba mengenang dan merekam perjalanan Lord Didi sebagai seniman yang ia hormati atas dedikasi karya dan kerendahan hati yang beliau miliki untuk Indonesia, juga untuk orang-orang di sekitarnya. Meski tidak secara resmi tergabung dalam Sobat Ambyar, karya-karya sang maestro telah mewarnai masa kecil juga diakhiri hingga kemudian ia beranjak dewasa. Karya-karya beliau tidak akan luntur dihati para penggemarnya. Nah, di buku ini kita akan menelusuri perjuangan Lord Didi dalam memopulerkan lagu-lagu patah hati yang menemani para Sad Boy dan Sad Girl sebagai Sobat Ambyar.
Didi Kempot, Lord Didi atau The Godfather of Broken Heart memang banyak diketahui oleh banyak orang, tetapi kenalkah kita pada Didi Prasetyo? Iya, Didi Prasetyo adalah nama asli dari Didi Kempot yang mengawali kariernya sebagai musisi jalanan. Didi Kempot lahir dari keluarga seniman di Surakarta pada 31 Desember 1966. Tak heran jika Didi terjun ke dunia seni, kerabat terdekatnya juga berada di dunia yang sama. Ayahnya, Ranto Edi Gudel, adalah pemain ketoprak dari Jawa Tengah. Ibunya, Umiyati Siti Nurjanah adalah seorang penyanyi tradisional di Ngawi. Sedangkan kakaknya, Mamiek Prakoso, adalah seorang komedian yang menjadi terkenal berkat grup Srimulat.
Darah seni yang sudah mengalir dalam tubuhnya membentuk semangat dan keyakinan tersendiri untuk meneti karier. Ia memasuki dunia musik pada pertengahan 1980-an sebagai penyanyi jalanan, dari Yogyakarta hingga Jakarta. Dari situ, namanya yang semula Didi Prasetyo menjadi "Didi Kempot", singkatan dari Grup Penyanyi Trotorar. Alasan memilih campursari berawal dari rasa heran karena hanya sedikit anak muda yang tertarik dengan genre musik ini. Dengan membawakan lagu-lagu bertema patah hati ia berjuang keras hingga berhasil masuk ke dapur rekaman.
Lambat laun, Didi Kempot semakin terkenal di lapangan Campursari. Total, Didi Kempot menghasilkan puluhan album dan ratusan lagu. Meski begitu, ia sendiri terkadang lupa untuk menuliskannya di atas kertas. Namun, ia baru mencapai sukses besar sebagai penyanyi Campursari tahun lalu dan bahkan dengan penuh kasih disebut oleh anak muda sebagai Buddy Ambyar. Selain faktor kedekatan emosional, alasan mengapa Didi Kempot terkenal juga tak luput dari internet. Dengan adanya internet, lagu-lagu Didi Kempot yang sebelumnya dibatasi peredarannya kini lebih mudah diakses.