Tepat di dua hari terakhir Ramadhan, istri saya dinyatakan positif covid-19 berdasarkan hasil PCR dari Laboratorium Bumame Jakarta. Karena bergejala, maka kami segera menghubungi layanan telemedicine Halodoc dan segera diresepkan obat. Segera kami mengunggah resep dengan menggunakan tautan layanan isoman Kementrian Kesehatan.Â
Kami berhasil mengirimkan pemesanan obat dengan nomor 4508965460567***8 pada 1 Mei 2022 pukul 08.16 wib dengan Apotek Kimia Farma Bogor.Â
Karena hingga sore status pemesanan masih "menunggu konfirmasi", maka saya coba untuk menghubungi whatsapp Kemenkes RI. Ada beberapa menu yang tersedia, dan saya memilih opsi paket obat belum datang.
 Dinyatakan di situ bahwa Service Level Agreement (SLA) untuk kedatangan paket obat adalah 24 jam. Cukup makesense kalau ini SLA kedatangan obat. Namun oleh Customer Service, SLA tersebut adalah untuk respon dan bukan untuk kedatangan obat.
Karena batuk istri saya cukup parah dan kami harus taat pada protokol kesehatan, maka di hari Idul Fitri ini kami memilih untuk 'menagih' fasilitas obat dari Pemerintah melalui layanan whatsapp Kemenkes. Waktu sudah 24 jam berlalu dan kami mencoba untuk menghubungi layanan tersebut.Â
Saya coba chat tiga kali untuk menanyakan status, namun tidak membuahkan hasil apapun. Saya merasakan bahwa lalayanan whatsapp Kemenkes cukup buruk, terutama terkait dengan ticketing system mereka.Â
Nomor Tiket
Karena chat pertama otomatis tertutup setelah tidak ada respon dalam beberapa menit, saya coba untuk menghubungi kembali layanan tersebut. Takut mengalami kejadian serupa, saya minta nomor tiket pengaduan kepada operator. Namun saya cukup kaget bahwa nomor tiket tidak otomatis ter-generate. "Untuk no pelaporan belum ada Bapak/Ibu karena baru akan kami bantu proses, mohon untuk bersabar terlebih dahulu", tulis operator.
Sudah sewajarnya bahwa layanan ticketing system otomatis menciptakan nomor laporan setelah user mengirimkan laporan, keluhan, atau pengaduan. Nomor tiket inilah yang nantinya akan menjadi kode referensi untuk chat berikutnya apabila masalah belum tertangani.Â
Namun, whatsapp Kemenkes sepertinya hanya canggih di luar, manual di dalam. Nomor tiket mungkin baru dibuat setelah 'dinyatakan layak diproses'.