Inflasi udah jadi topik hangat selama 5 tahun terakhir. Dari 2021 sampai 2023, data menunjukkan investasi domestik kita terus naik. Tahun 2021 investasi sebesar Rp447 triliun, naik jadi Rp552 triliun di 2022, dan makin melonjak jadi Rp674 triliun di 2023.
Inflasi udah jadi topik hangat selama 5 tahun terakhir. Dari 2021 sampai 2023, data menunjukkan investasi domestik kita terus naik. Tahun 2021 investasi sebesar Rp447 triliun, naik jadi Rp552 triliun di 2022, dan makin melonjak jadi Rp674 triliun di 2023.
Sementara itu, inflasi juga mengalami fluktuasi. Di 2021, inflasi cuma 1,56%. Naik jadi 4,21% di 2022, tapi turun ke 3,69% di 2023. Pertanyaannya, apakah inflasi bikin orang lebih banyak berinvestasi?
Jawabannya bisa iya, bisa juga enggak. Ketika inflasi naik, harga barang dan jasa ikut naik. Orang yang punya duit biasanya mikir, "Daripada duit gue cuma diem dan nilainya turun gara-gara inflasi, mending gue investasi." Dengan investasi, mereka berharap duitnya bisa berkembang lebih cepat daripada harga-harga yang naik, jadi daya beli mereka nggak tergerus inflasi.
Contohnya, misal lo punya Rp100 juta. Kalau lo simpan di tabungan pas inflasi 4%, nilai duit lo bakal berkurang. Tapi kalau lo investasi di bisnis atau properti, ada kemungkinan duit lo berkembang lebih dari 4%, jadi lo masih bisa untung.
Tapi, meskipun investasi naik, itu gak selalu karena inflasi. Bisa jadi ada faktor lain seperti kebijakan pemerintah yang dorong investasi atau situasi pasar yang lagi bagus.
Inflasi tinggi bisa nurunin daya beli masyarakat. Kalau harga barang naik lebih cepat daripada penghasilan, daya beli turun. Makanya orang jadi mikir untuk investasi, biar duitnya gak "dimakan" inflasi.
Jadi, inflasi bisa menurunkan daya beli masyarakat kalau penghasilan mereka nggak ikut naik bareng harga-harga.
Sumber:
- BankIndonesia
- Detik.com
- Badan Pusat Statistik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H