Mohon tunggu...
Imbotz Ariozt
Imbotz Ariozt Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Apa dengan Dorkaz?

15 November 2016   21:10 Diperbarui: 15 November 2016   21:43 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Entah, itulah salah satu kata yang Dorkaz sering keluarkan dari mulutnya. Sehari-hari keluar kata yang tak pernah jelas apa maknanya. Baik dalam bidang dan masalah apapun selalu saja kata entahyang menjadi andalan mulutnya untuk bercakap.

Dorkaz adalah sesuatu orang yang punya bakat, yakni bakat berdiam diri. Kalau bisa dijumlah kosakata yang keluar dari mulutnya hanya secuil, tidaklah banyak dan masih sangat mungkin dihitung. Itulah betapa iritnya bibir itu mengucap untaian kata, seirit mengucap kata entah.Tidak tahu ataupun memang tidak mau tahu kenapa, itulah setiap hari yang menjadi hiasan kotor hidup seonggok Dorkaz.

Hidup Dorkaz sangatlah sehat (seharusnya), punya keluarga dan sedikit teman yang luar biasa disekelilingnya. Selain itu juga punya pendidikan yang selayaknya didapat pada masa sekarang dan juga masa depan yang seharusnya lurus terkendali. Lantas, ada apa dengan Dorkaz? Mungkinkah Dorkaz punya kelainan? Jawabannya pasti akan mengarah pada 1 kata yang singkat itu, entah.Seharusnya lurus terkendali, akhirnya mulai goyah, membelok dan tidak terkendali. Ah, entahlah Dorkaz!!

Jika memang perlu ditelisik ke belakang, alias masa lalu Dorkaz, sebenarnya sedikit jauh dari Dorkaz yang sekarang gemar berucap entah. Bahkan mungkin saat itu Dorkaz tak peduli dengan entah-marentahitu. Dorkaz kecil sangat aktif bermain kata dengan mulutnya dan sangat ingin tahu segala hal yang baru dikenalnya. Dorkaz pasti bertanya selalu dengan Ayahnya, ya Ayahnya seorang penjawab yang luar biasa. Begitulah kira-kira masa kecil Dorkaz yang sangat rajin berkosakata, dan sekarang terbalik jadi seorang pemalas, namun tetap rajin, ya rajin dan konsisten berucap sebiji kata, entah.

Ah, kalau mengenang hidup Dorkaz yang dulu sangatlah manis dan membuat ketagihan ingin kembali ke masa itu. Bebas berlari, melompat, dan berkoar-koar kemana yang Dorkaz inginkan. Tidak tahu apa yang salah, kenapa pada saat itu (SD-SMP) Dorkaz cukup aktif bersama keluarga dan temannya. Dan sangat berbeda jauh dengan sekarang yang hidupnya penuh dengan ketakutan, termasuk takut dalam berkata selain dari 5 huruf itu, entah.Seandainya Dorkaz tahu alasannya kenapa, sudah saatnya dia berontak dan perbaiki semua kosakatanya. Namun, sampai sekarang belum juga ditemukan solusinya ‘bung, ah entah-lah.

Astaga, tiba-tiba muncul pikiran jika alasannya tidak jauh dari masalah asmara, mungkinkah itu salah satu alasan Dorkaz dihujani kata entahitu?. Oh iya, memang sangatlah realistis ketika ditelusuri masa peralihan perubahan hidup si Dorkaz ini. Dimana saat itu adalah masa dimana Dorkaz mendapatkan pubernya atau masa kasmaran pada usia remaja. Lalu? Bagaimana prosesnya sehingga Dorkaz bisa menjadi maniak kata entahseperti sekarang ini?. Apa mungkin Dorkaz sudah merasakan patah hati di usia remaja seperti itu? Ah entah-lah, rasanya tak mungkin. Kenapa tidak mungkin, karena setelah Dorkaz diinterogasi ternyata si maniak ini belum mulai pacaran saat itu bahkan sampai masa lulus SMA. Bah, culun kalilah dulu si Dorkaz entah-berantah ini.

Belum juga didapat jawabannya, bahkan sedikit petunjuk pun masih jauh kapten!. Haruskah menyerah mencari jawaban layaknya Dorkaz menyerah dan bersanding dengan kata entah.Sabar, mari lihat hidupnya sekarang, apa ada hubungannya dengan kesibukannya sekarang atau pekerjaan dan perkuliahannya dulu?. Setelah dikorek-korek ternyata tidak jauh berbeda dengan masa sekolahnya dulu, nothing different,semua sama saja Dorkaz tetaplah bergelut dengan hidupnya yang sekarang sangat tertutup, tidak ada sebab dari cinta, keluarga ataupun pekerjaan dan bahkan lainnya. Dorkaz pun mulai menutup dirinya serta bertindak seolah orang tidak normal dan mengarah gila (sangat kasar). Tidak ada satupun sekarang ini yang dapat menjadi tempat berbagi dengan Dorkaz, selain sesosok kata entah.

Dorkaz, lelah juga berselancar dengan hidupmu ini. Mau dibuka pintumu, eh pintu malah ditutup bahkan dikunci, kejam!. Ya sudahlah carilah kebahagiaanmu sendiri kawan, jangan lagi berlama-lama bergumul dengan si-entahitu. Semoga bisa ditemukan kata kunci untuk perbaiki itu semua. Walau mungkin kelihatannya Dorkaz memang dasar sudah sangat benci kehidupannya. Segala aspek hidupnya sekarang sudah sangat tidak disukai oleh Dorkaz. Dan itupun tidak tahu sebenarnya pemicunya apa, entah-lah.

Sudah dapat disimpulkan sebenarnya hidup Dorkaz yang memang benci akan segala apa yang dialaminya sekarang, walaupun sampai selesainya ketikan ini belum juga didapat apa penyebabnya. Setidaknya sudah dapat diketahui bahwa sampai kapanpun Dorkaz akan tetap menutup diri dan bertindak bodoh, abnormal serta hampir gila dan tersiksa oleh ulahnya sendiri yang keras kepala. Dorkaz mungkin mengganggap hidupnya semakin lama semakin tidak berguna, hambar, dan sia-sia menua dan tidak sampai pada level kedewasaan. Entahapa yang menjadi obat penyembuh buatmu Dorkaz.

Mungkin harapan kecilnya sekarang adalah menyimpan keinginan untuk kembali ke masa lalu, masa untuk membuat pondasi utuh untuk memperkokoh pertahanannya atas kebodohan yang ditimpanya masa sekarang ini. Dorkaz sangat mencintai masa lalunya, membenci masa sekarang, dan mengutuk masa depannya, ah hancurlah kita komandan!! Makanlah entah-mu itu..

Dan capek juga, sudah saatnya disimpulkan bahwa yang dulu tetap menjadi dulu serta tidak bisa menjadi bahan alasan mengapa Dorkaz yang sekarang selalu kompak dengan kata entah.Mungkin sudah bukan saatnya lagi cari alasan mengapa demikian, saatnya Dorkaz mulai melawan dan menghapus kata entah-nya.Tidak ada yang bisa membantu, tidak akan ada itu. Itupun kalau memang Dorkaz mau melakukannya. Dan sepertinya itu tak akan terjadi, Dorkaz akan tetap membenci hidupnya, Entahsampai kapan???? Ahhhh….entah entah entah entah entah entah entah…….

Entah….!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun