Rilis pada 16 November 2017, film yang digarap oleh Mouly Surya ini tayang perdana di Directors Fortnight Festival Film Cannes 2017. Babakan film beralur maju yang menceritakan kisah seorang janda, Marlina (Marsha Timothy) memberikan kesan lakon yang tak monoton. Â
Tak terlalu banyak dialog, film ini justru menyimpan beberapa makna tersirat. Yuk, simak!
IMPLIKASI SOSIAL
Selain melenggang pada festival film internasional, melansir dari laman Kemlu.go.id, film ini dinyatakan telah berperan penting dalam proses pembentukan kehidupan sosial dan multikultural di Indonesia. Mendapatkan apresiasi dari publik Australia saat pemutaran film, keindahan sabana Sumba, NTT, telah berhasil membawa keindahan alam Indonesia di kancah dunia.
GENRE
Aksi yang dilancarkan Marlina  dalam film sebagai pembunuh menunjukkan bahwa film ini merupakan film thriller karena cerita yang cukup menegangkan. Namun demikian, film ini rupanya berhasil mencetuskan genre baru dalam dunia perfilman, disebut satay western.Â
Masih kurang familiar mendengarnya?
Genre film baru dengan dua kata "satay" dan "western" ini menampilkan momen identik cowboy yang menunggang kuda dan aksinya dalam perjalanan menuntaskan misi si penunggang kuda. Dalam hal ini, Marlina lah sang cowboy. Oleh karena film menunjukkan kecowboyannya, maka dari itu disebut sebagai genre western (cowboy berasal dari Amerika sehingga di sebut western). Sedangkan satay merupakan makanan khas Indonesia, yaitu sate. Kedua kata digabungkan bersama sehingga dapat diartikan dengan film aksi seperti cowboy yang digarap sineas Indonesia.
PARADIGMA