Mohon tunggu...
Filivi Delareo Wanwol
Filivi Delareo Wanwol Mohon Tunggu... -

Stock Observer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | 1.800 Detik

26 September 2017   13:46 Diperbarui: 26 September 2017   16:33 1862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gadis ini benar-benar menaruh perhatian besar disetiap kata yang Aku sampaikan. Aku menuliskan sesuatu di kertas putih yang kosong, menunjukan pada dirinya, dan bertanya,

"Apa yang kamu lihat?"

Gadis itu menjawab, " Aku hanya melihat angka yang ditambah. Satu ditambah satu sama dengan tiga."

Aku tersenyum, "Apakah itu benar?"

lalu dia menggeleng,

"Bagaimana jika semua orang di dunia percaya bahwa satu ditambah satu sama dengan tiga?"

gadis itu terdiam, Aku melanjutkan, "Maka setiap orang akan percaya bahwa satu ditambah satu sama dengan 3. Agama juga seperti itu, kita mempercayai bahwa agama merupakan kontrol sosial yang ampuh, sehingga kita lupa bahwa Agama itu sendiri diciptakan melalui tangan-tangan manusia yang secara implisit mendapatkan mukjizat dari entitas tak terlihat di atas sana. Itulah yang disebut dengan social proof,jika 50 juta orang mengakui A ialah A, maka terjadilah."

"Bagaimana dengan cinta?" gadis itu mengganti topik,

"Cinta? Aku percaya akan hal itu. Otak manusia diprogram untuk memberikan suatu bentuk atau pola pada hal yang abstrak, semua itupun terjawab pada Clustering Illusion." Ucapku.

Gadis itu kembali menggaruk-garuk kepalanya yang terlihat tidak gatal, "Itu apa? Aku tak paham." Aku melihat jam tangan, 15 menit lagi kelas akan masuk. Namun pertanyaan gadis ini perlu 1 hari untuk menjelaskannya.

"Clustering Illusionitu merupakan cara pikir dimana kita naik 1 tingkat dari ketidaktahuan akan abstraksi, menjadi imajinasi lintas batas. Ketika kita melihat awan diatas sana, tidak ada maknanya sama sekali. Namun otak ini telah diproyeksi untuk naik 1 tingkat dari suatu hal yang abstrak, menjadi bermakna. Sehingga banyak sekali gambaran yang dapat kita lihat dari awan yang tak ada arti. Cinta juga seperti itu, emosi bernama cinta ini merupakan sebuah simbol abstrak yang didasari atas perasaan-perasaan indah lainnya. Tapi yang perlu diketahui, cinta itu juga hasil dari proyeksi otak manusia dan sesekali bisa hilang dari dalam pikiran. Itu sebabnya ada orang yang mudah jatuh cinta, lalu mudah melupakan cinta itu sendiri. Aku mempercayai cinta sebagai emosi yang dapat membantuku untuk berpikir. Karena aku cinta akan buku dan pemikiran manusia, aku lebih mudah menyampaikan dan berbagai akan hal yang rumit itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun