Kesiagapan arapat kepolisian untuk mereduksir aneka pemberitaan dan informasi hoax yang berseliweran di internet perlu diapresiasi publik. Hoax mengarah kepada naiknya emosi publik dan mengarah kepada konflik horizontal. Hanya pemberitaan atau informasi hoax, sendi-sendi kehidupan dan harmonisasi hidup berbangsa dan bernegara dengan muda porak-poranda, akut dan chaos. Hoax penuh dengan fitnahan dan tuduhan bermuatan politis guna kepentingan kekuasaan semata. Fundamen toleransi dalam kebinekaan kerap dipertaruhkan bahkan dipinggirkan.
Tindakan kepolisian untuk menangkal aneka macam kasus berbasis internet, dengan optimalisasi “cybre crime” dibutuhkan oleh masyarakat kebanyakan. Kerjasama aparat kepolisian dan kementrian informasi dan teknologi dalam merem laju perkemabangan media abal-abalan mendapat kepercayaan dan apresiasi publik. Kalau ruang digitalisasi diisi konten-konten non-edukatif, konspiratif ke arah konflik dan perpecahan, dapat merangsang komplikasi perilaku dan sikap masyarakat. Hal ini berimplikasi pada rasa tidak aman dan nyaman, dan ketakutan-ketakutan. Masyarakat dengan gampang bisa menyulut obor perpecahan dan melakukan tindakan preventif dan main hakim sendiri.
Menarik bahwa hoax telah memberikan pelajaran berharga kepada kita untuk saling menghargai hakikat dan martabat manusia; membangun harmonisasi dan keadaban publik; memberi pemahaman urgensi pembinaan hati nurani; serta secara bersama menciptakan rasa aman dan solidaritas di kalangan anak-anak bangsa. Sekarang waktunya kita untuk bersatu memajukan bangsa yang beradab modern, saling menghormati dan siap untuk bersaing di kancah kompetisi global, era digitalisasi.
Angelo Silesio
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H