Belajar Menerima Diri Sendiri dalam Cerita "The Witch Who Was Frightened of Halloween" by Natasha

Pernahkan kamu merasa berbeda dari teman-temanmu? "The Witch Who Was Frightened Of Halloween" bercerita tentang Katie, seorang anak berusia tujuh tahun yang ternyata seorang penyihir. Cerita ini akan mengajak anak-anak untuk menerima perbedaan dan kekuatan yang mereka miliki.

Katie, seorang anak perempuan berusia 7 tahun, berasal dari keluarga penyihir, merasa berbeda dari teman-temannya di Sekolah. Saat Halloween, dia dihina karena ia merupakan seorang penyihir. Hal ini membuat Katie marah dan ingin menunjukkan pada teman-temannya bahwa ia bukanlah tipikal penyihir seperti yang sering diceritakan para temannya. Pada malam halloween, Katie dan teman-temannya mengunjungi rumah seorang pria bernama Mr. Bones untuk meminta permen. Mr. Bones terkenal tidak menyukai anak-anak. Ia mengejek Katie dan mengatakan bahwa Katie bukan penyihir sungguhan. Merasa marah dan kesal, Katie mengunakan sihirnya untuk mengubah Mr. Bones menjadi hamster dalam sangkar. 

Kejadian ini membuat Katie menyadari bahwa sihirnya bisa digunakan untuk kebaikan dan tidak seharusnya ia sembunyikan. Dia pun bangga dengan identitasnya sebagai penyihir dan mulai menerima dirinya apa adanya. Sejak saat itu, Katie menjadi anak yang lebih pervcaya diri dan dihormati oleh teman-temannya. Dia juga menggunakan sihirnya untuk membantu orang lain dan membuat dunia jadi tempat yang lebih baik.

Katie adalah karakter yang mudah disukai anak-anak. Mereka akan melihat diri mereka pada sosok Katie yang ingin diterima oleh teman-temannya. Cerita ini mengajarkan dengan halus bahwa menjadi berbeda itu keren. Kemampuan sihir Katie justru membantunya dan teman-temannya. Pada akhirnya, Katie pun merasa senang menjadi penyihir. 

latar belakang cerita yang bertepatan dengan Halloween membuat cerita ini semakin seru dan cocok dibaca saat Halloween. "The Witch Who Was Frightened Of Halloween" sangat cocok untuk anak usia 5-8 tahun. Kosakata yang digunakan cukup sederhana, ceritanya diceritakan dengan sangat menarik, pesan moralnya pun jelas dan positif. Cerita ini cocok dijadikan sebagai bacaan pengantar tidur atau bahan cerita yang dibacakan saat di kelas, terutama saat menjelang Halloween atau saat diskusi tentang menerima perbedaan muncul.