Ketika berbicara tentang sosiologi maka siapapun pasti pernah mendengar yang Namanya Karl Marx. Karl Heinrich Marx ini merupakan tokoh yang fenomenal pada abad 19 yang terkenal dengan ilmu sosiologinya, selain Emile Durkheim dan Max Weber. Pemikirannya sangat mewarnai sejarah peradaban dunia, terasa hingga keseluruh bagian dunia bahkan hingga saat kini. Pada banyak negara, khususnya negara-negara yang masih terbelakang, ideologi marxis hingga kini masih sering digunakan sebagai symbol perlawanan kaum tertindas, marginal dan miskin terutama terhadap hegemoni kapitalis dan penguasa tirani. Dalam dunia akademik, pemikirannya itu bahkan mampu mengkritisi teori-teori besar lainnya termasuk agama sekalipun. Sebelum mengenal pemikiran dan filsafat Hegel, Marx telah mengenal pemikiran dan filsafat Immanuel Kant, yaitu bahwa manusia berawal dari sebuah kesempurnaan (the holy spirit of God) tetapi kemudian masuk kedalam dunia yang penuh keterbatasan, kotor dan tidak suci.
Pemikiran Marx tentang sosialisme lahir dari situasi politik represif di Rusia atau Jerman, masa itu telah menghapus kebebasan manusia. Berangkat dari situasi politik yang represif itu Marx membangun konsep pemikirannya tentang sosialisme yang menurutnya merupakan jalan yang jitu untuk melawan kapitalisme sekaligus mengembalikan kebebasan manusia. Marx mengklaim bahwa sosialismenya merupakan sosialisme yang tidak hanya didorong oleh cita- cita moral melainkan berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang hukum-hukum yang berkembang dalam Masyarakat. Bagi Marx faktor yang menentukan Sejarah bukanlah politik dan ideologi melainkan ekonomi. Perkembangan dengan cara produksi lama kelamaan akan membuat struktur-struktur hak milik lama menjadi hambatan kemajuan. Dalam situasi seperti ini akan timbul revolusi sosial yang melahirkan bentuk Masyarakat yang lebih tinggi. Tema besar dalam pemikiran Karl Marx sebenarnya berkisar pada konsep kritik atas ekonomi politik.
Perkembangan selanjutnya masyrakat memasuki era modern, Dimana kapitalisme memperkenalkan model produk baru dalam bentuk perdagangan dan pabrik. Hal ini menimbulkan jurang baru bagi Masyarakat yakni tetap ada tuan dan pekerja. Berkembangnya system kapitalisme memperburuk keadaan, Dimana para buruh terus menerus dipekerjakan (dieksploitasi) oleh majikan mereka, sementara pendapatan yang didapat tidaklah seimbang.
Pesan yang ingin disampaikan Marx adalah bahwa eksistensi manusia bukan ditentukan oleh Sejarah kelahirannya bukan juga ide-ide yang ia miliki tetapi lebih dikendalikan oleh faktor ekonomi yang dapat membuat manusia survive dalam hidupnya. Jika kebutuhan akan ekonomi terpenuhi maka manusi akan mampu memenuhi kebutuhan yang lainnya seperti kebutuhan seks, hiburan, keluarga dan lainnya. Guna memenuhi kebutuhan hidupnya manusia akan menjalani kehidupan dengan mencari peluang kerja. Manusia akan terlibat hubungan kerja dengan Masyarakat lainnya dan saling berhubungan dalam pekerjaannya. Terjadi perdebatan Panjang hingga kini mengenai teori konflik Karl Marx, terutama kritik terhadap teori ekonomi politiknya. Jika dikaji lebih dalam teori Marx tentang masyrakat ini termasuk teori Masyarakat yang ideal, karena dalam teorinya Marx menekankan perlunya pemerataan ekonomi. Namun, denga napa yang disebut teori bagaimanapun ilmiahnya bukanlah sesuatu yang absolut dan mutlak, itu sebabnya disepanjang Sejarah teori-teori selalu silih berganti karena setiap teori adalah antitesa dari teori sebelumnya.kebenaran suatu teori juga sangat relative mereka mempunyai keunggulan dan kelemahannya masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H