ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sikap primordialisme yang seringkali terjadi di lingkungan perguruan tinggi. Baik dalam praktik demokrasi maupun dalam organisasi. Sikap ini seringkali dapat menimbulkan rasa ketidakadilan terhadap mahasiswa lain yang berbeda suku, etnis atau budaya. Penelitian ini difokuskan pada apa factor yang memengaruhi kemunculan perilaku primordialisme dan bagaimana mahasiswa menghadapi tindakan atau perilaku primordialisme di lingkungan perguruan tinggi.Â
Penelitian ini didasarkan pada pengalamanpengalaman yang terjadi pada saat praktik demokrasi dan dalam kegiatan organisasi. Alternatif strategi dalam mengatasi atau mengurangi adanya perilaku atau tindakan primordialisme adalah dengan melakukan sosialisasi pada seluruh warga perguruan tinggi, serta memberikan pembinaan tentang saling menghormati dan saling menghargai meskipum berbeda suku, etnis, atau budaya.
                                                         PENDAHULUAN
Primordialisme merupakan paham yang dilandasi dengan kesetiaan terhadap unsur-unsur yang dibawa sejak seorang individu baru dilahirkan. Faktor[1]faktor yang dapat memicu timbulnya paham primordialisme dapat berupa nilai[1]nilai, norma, kebiasaan, adat istiadat, ras, tradisi, dan kebudayaan. Dengan demikian, primordialisme dapat berarti ikatan-ikatan utama seseorang dalam kehidupan sosial, dengan hal-hal yang dibawanya sejak lahir seperti suku bangsa, ras, klen, asal usul kedaerahan, dan agama.
Primordialisme di dalam lingkungan masyarakat hampir selalu terjadi. Selain di dalam lingkungan masyarakat, primordialisme sering pula terjadi pada lingkungan perguruan tinggi seperti dalam praktik demokrasi. Amin Rais mengartikan demokrasi sebagai dasar hidup bernegara pada umumnya yang memberikan pengertian bahwa pada tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pokok yang mengenai kehidupannya termasuk dalam menilai kebijaksanaan pemerintah negara oleh karena kebijaksanaannya tersebut menentukan kehidupan rakyat.
Demokrasi dapat ditemukan di berbagai elemen kehidupan masyarakat, salah satu contohnya adalah demokrasi di lingkungan perguruan tinggi seperti pelaksanaan Pemilu Raya atau biasa dikenal dengan PEMIRA.Â
PEMIRA sendiri merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh para mahasiswa sebagai ajang pembelajaran praktik demokrasi untuk memilih para calon-calon pemimpin mahasiswa seperti, Presiden BEM/ Wakil Presiden BEM, Pengurus organisasi, atau HIMA. Adanya kegiatan PEMIRA ini memiliki potensi mengenai pentingnya berpartisipasi di perguruan tinggi melalui kegiatan PEMIRA
Di seluruh perguruan tinggi di Indonesia hampir semua melaksanakan kegiatan PEMIRA. Kegiatan ini memiliki potensi mengandung sikap primordialisme dalam kegiatan PEMIRAnya. Tidak memutus kemungkinan para mahasiswa memilih calon berdasarkan latar belakang yang sama baik kesamaan dalam keyakinan, ras, maupun tradisi. Sikap primordialisme ini dapat menimbulkan beberapa akibat seperti munculnya rasa ketidakadilan, intoleransi, dan juga keinginan untuk berkuasa di organisasi mahasiswa atau perguruan tinggi.Â
Selain di dalam kegiatan PEMIRA, terdapat pula organisasi-organisasi yang menerapkan sistem primordialisme. Organisasi merupakan suatu batasan-batasan tertentu (boundaries), dengan demikian seseorang yang melakukan hubungan interaksi dengan lainnya tidak atas kemauan sendiri, sehingga mereka dibatasi oleh aturan-aturan tertentu. anda tentu mengetahui bermacam-macam organisasi yang terdapat di perguruan tinggi.Â
Oleh karena itu tidak jarang terdapat organisasi yang masih menerapkan sistem primordialisme seperti, organisasi tersebut tidak dibuka secara umum dan bersifat tertutup, biasanya sering ditemukan di beberapa perguruan tinggi yang mengatasnamakan agama. Organisasi mahasiswa tersebut dapat membentuk pola kepemimpinan yang menolak sebuah perbedaan dan keberagaman.