Kulurejo, Nguntoronadi (26/07/2023) – Padi merupakan komoditas bumi terbesar pertama yang dihasilkan oleh para petani di Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri. Setelah di panen padi akan dipisahkan akan dipisahkan antara beras dengan kulitnya (sekam). Sebagian besar sekam hanya akan digunakan sebagai alas peternakan, atau dibuang dengan percuma.
Padahal sekam atau kulit padi berpotensi untuk dijadikan campuran media tanam. Sebelum dijadikan campuran media tanam sekam harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan parasit salah satunya dengan dibakar. Selain untuk digunakan secara pribadi, sekam bakar juga memiliki potensi nilai ekonomis untuk dijadikan bisnis. Untuk memanfaatkan potensi ini dibutuhkan alat dan metode yang tepat untuk pembuatan sekam bakar.
Hal tersebut yang melatarbelakangi pelaksanakan program kerja Mahasiswa KKN Tim II Undip, Filbert Manggala Sulianto, melaksanakan program kerja KKN-nya dengan membagikan edukasi dan pelatihan kepada warga Desa Kulurejo, mengenai "Pelatihan Pembuatan Alat Pembakar Sekam Padi dan Metode Pembuatan Sekam Bakar untuk Campuran Media Tanam" pada hari Rabu (26/07) bertempat di tempat posko Tim II KKN Undip di RT I Dusun Papringan dengan melakukan pelatihan serta sosialisasi secara langsung pembuatan, pengoperasian, perawatan alat pembakar sekam yang efektif untuk membantu proses pembakaran sekam tanpa mengganggu kenyamanan disekitarnya.
Pelatihan dihadiri sebanyak 26 orang yang merupakan perwakilan para petani dari setiap dusun di Desa Kulurejo. Bapak Aris Artanto S.E. selaku Kepala Desa Kulurejo beserta perangkat desa juga turut menghadiri acara pelatihan ini.
Pada kegiatan ini, prototipe alat yang sudah jadi turut ditampilkan didepan para petani. Para petani diberi pemahaman mengenai edukasi manfaat dari sekam bakar, metode yang efektif untuk pembuatannya, dan cara pembuatan alat pembakar sekam bakar mulai dari persiapan alat bahan sampai hasil akhir. Para petani juga diberi pemahaman mengenai prinsip kerja dan fenomena dibalik pembakaran sekam yaitu metode “karbonisasi biomassa”. Selain itu, pemahaman tentang cara penggunaan alat beserta kelebihan dan kekurangan dari alat pembakar sekam ini juga dijelaskan secara rinci pada kegiatan ini dengan metode diskusi dua arah dengan para petani aktif memberi pertanyaan dan tanggapan.
Selain itu, peserta yang hadir pada pelatihan ini diberi brosur yang berisi informasi singkat mengenai alat pembakar sekam serta kelebihan dan kekurangannya dan para peserta juga diberikan modul pembuatan dan penggunakan alat pembakar sekam. Selama proses pelatihan, para peserta petani menyimak dengan baik kegiatan dari awal sampai selesai, setelah itu dilakukan sesi tanya jawab dua arah dengan para petani.