Kulurejo, Nguntoronadi (26/07/2023) - Jagung merupakan komoditas bumi terbesar kedua setelah padi yang dihasilkan oleh para petani di Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri. Setelah di panen jagung akan dipisahkan dengan kulitnya untuk selanjutnya dikeringkan dengan cara dijemur dibawah matahari langsung.
Penjemuran biasanya dilakukan di halaman rumah milik masing masing petani pada pagi sampai sore hari lalu setelah matahari tenggelam jagung akan dikarungkan kembali untuk disimpan didalam rumah agar terhindar dari embun pagi dan malam yang membuat basah. keesokan paginya jagung akan di sebar kembali di halaman rumah untuk dikeringkan kembali sampai jagung kering lalu siap di pipil.
Proses pemipilan jagung adalah proses pemisahan biji jagung dengan bonggolnya. Di desa Kulurejo pemipilan jagung akrab disebut dengan istilah sleb. Setelah jagung di-seleb (dipisahkan antara bongol dan bijinya) jagung akan dikeringkan kembali di bawah sinar matahari sampai jagung benar benar kering.Â
Proses pengeringan biji jagung akan sangat mudah bila panas matahari mendukung, tetapi bila cuaca tak menentu dan tiba tiba turun hujan, para petani sangat kesulitan untuk menjemur biji jagung, jagung akan basah tersiram air hujan dan proses pengeringan akan terhambat. Penggunaan teknologi alat pengering jagung di desa Kulurejo pun belum pernah diterapkan oleh semua petani jagung di desa kulurejo
Hal tersebut yang melatarbelakangi pelaksanakan program kerja Mahasiswa KKN Tim II Undip, Filbert Manggala Sulianto, melaksanakan program kerja KKN-nya dengan membagikan edukasi dan pelatihan kepada warga Desa Kulurejo, mengenai "Pelatihan Pembuatan Alat Pengering Jagung dengan Alat dan Bahan Sederhana" pada hari Rabu (26/07) bertempat di tempat posko Tim II KKN Undip di RT 1 Dusun Papringan dengan melakukan sosialisasi serta pelatihan secara langsung pembuatan, pengoperasian, perawatan alat pengering jagung sederhana yang efektif untuk membantu proses pengeringan biji jagung yang setelah di pipil tanpa memerlukan sinar matahari dan memperdulikan cuaca sekitar.
Pemanfaatan alat pengering jagung ini diharapkan dapat menjawab kesulitan para petani jagung saat ingin mengeringkan biji jagung miliknya pada saat cuaca tak menentu. Pelatihan dihadiri sebanyak 26 orang yang merupakan perwakilan para petani dari setiap dusun di Desa Kulurejo. Bapak Aris Artanto S.E. selaku Kepala Desa Kulurejo beserta perangkat desa juga turut menghadiri acara pelatihan ini.
Pada kegiatan ini, prototipe alat yang sudah jadi turut ditampilkan didepan para petani. Para petani diberi pemahaman mengenai prinsip kerja dan fenomena dasar yang terjadi pada alat pengering jagung yang mengadopsi sistem pengeringan "bed dryer". Selain itu, pemahaman tentang cara penggunaan alat pengering jagung beserta kelebihan dan kekurangan dari alat pengering jagung ini juga dijelaskan secara rinci pada kegiatan ini dengan metode diskusi dua arah dimana para petani aktif memberi pertanyaan dan tanggapan terkait prototipe alat yang dipajang didepan mereka.
Selain itu, peserta yang hadir pada pelatihan ini diberi leaflet yang berisi informasi singkat mengenai alat pengering jagung serta kelebihan dan kekurangannya dan para peserta juga diberikan modul pembuatan dan penggunakan alat pengering jagung.