Mohon tunggu...
Ufixz Zlallu
Ufixz Zlallu Mohon Tunggu... -

saya adalah filha yang selallu yaqin dengan segala sesuatu yang aku lakukan itu benar. saya selalu berusaha sekuat mungkin untuk mensesuatukan sesuatu menjadi sesuatu!!! aku pasti bisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

MAAFKAN AKU SOBAT

1 Oktober 2012   10:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:25 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Matahari telah menyinari tubuhku sejak dari tadi.terkadang,awan-awan melindungiku dari kilauan sinar matahari.burung-burung pun ikut menyemarakkan indahnya pagi ini.sungguh beruntungnya aku.

NamakuElin azfa.orang-oang sering memanggilku Elin.dulu,aku adalah anak yang pediam.disekolahku,tidak ada yang mau berteman denganku.sekarang,berkat seseorang,hidupku jadi lebih berwarna.berkat dia juga,aku sudah tidak pendiam.walaupun masih banyak orang yang tidak mau berteman denganku disekolah,aku tetap senang walau hanya memiliki satu teman.

Apakah kalian tahu orang itu siapa?.jika tidak tahu, namanya Salfa.anak perempuan yang baik hati itu memang cantik.ia memiliki rambut panjang yang indah.aku sering membelai rambut indahnya.

Pada pagi yang cerah nan indah ini aku membawa sebuah bingkai foto berisikan fotoku dan foto Salfa kesekolah.aku yakin,dia pasti senang karena aku memberikan bingkai foto itu padanya.

Derap kaki ku terhenti didepan gerbang sekolah.aku menatap sekeliling sekolahku.aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya lagi.angin pagi memang menyegarkan.setelah aku merasa siap,aku segera masuk kedalam sekolahku.namun,kulihat Salfa sedang menangis.

Aku menghampirinya.ia tidak menyadari kedatanganku.aku membelai sedikit rambutnya.
“kau kenapa?” tanyaku.ia menyeka airmatanya.
“oh,ternyata kau.aku tidak apa-apa” ujarnya sambil tersenyum.aku merasa perilakunya sedikit berbeda hari ini.
“oh,iya.tunggu sebentar” ujarku.aku mengambil bingkai foto itu didalam tasku. “ini” lanjutku sambil memberikan bingkai foto itu.ia tampak senang.
“wah!,terima kasih ya na” pekiknya.aku tersenyum.
“oh,iya.jangan hilangkan dan rusakan bingkai foto itu ya” timpal ku.ia mengangguk .setelah itu pergi meninggalkanku.
Ada yang berbeda denganSalfa.aku harus menyelidikinya juraku dalam hati.setelah itu aku masuk kedalam kelas.

***

Tet Tet Tet
Bel terdengar begitu nyaring.aku keluar dari dalam kelas untuk mencari Salfa.tapi,aku tidak menemuinya sejak daritadi.
“kemana ya dia” gumamku.aku berlari mencarinya.
Sudah banyak orang yang aku tabrak.mungkin mereka marah padaku.tapi aku tidak menghiraukannya.
Derap kakiku terhenti ditaman.aku melihat Hana sedang melamun.pandangannya kosong.aku menghampirinya.
“Salfa!” pekikku sambil melambaikan tangan.ia sepertinya mengetahui keberadaanku.ia membalas lambaian tanganku.
“hay,Elina!” timpalnya.aku berlari menghampiri Salfa.namun,aku menginjak bekas plastic makanan ringan.
BRUKK
Aku terjatuh dihadapan Salfa.aku merasa sedikit malu.aku berusaha untuk berdiri,namun,rasanya sakit sekali.Salfa membantuku untuk berdiri.ia membawaku keruang UKS.
“terima kasih ya fa” ujarku sambil tersenyum.
“Hihihi,kau memang lucu.ini memang sudah tugasku untuk membantu mu ,lina” timpalnya.
Kami berdua sudah berada didepan UKS.Salfa membuka pintu UKS.ia menuntunku menuju Mrs.Eka.
“Elina,kau kenapa?” Tanya Mrs.Eka.aku tersenyum.
“tadi dia terjatuh di taman Mrs.Eka” balas Salfa.Mrs.Eka mengangguk.ia pergi mengambil kan teh hangat untukku.
“ini mungkin bisa membuatmu lebih tenang” ujar Mrs.Eka.aku mengambil teh hangat itu dan meminumnya.
“sekarang kau tidur di atas kasur” timpal Salfa.aku mengangguk.
Aku dituntun Mrs.Eka dan Salfa untuk tidur di atas kasur.setelah berada di atas kasur.punggungku dibaluri minyak kayu putih.

***

Hari ini aku kesekolah diantar oleh ibuku.aku berpamitan pada ibu dan segera pergi masuk kedalam kelas.kulihat Salfa seperti ketakutan.ia tertunduk malu padaku.aku menghampirinya.

“kau kenapa lagi Salfa?” tanyaku lembut.ia tidak menjawab.bibirnya menggigil.aku mencoba menenangkannya.
“kau kenapa Salfa?.kau bisa ceritakan padaku” ujarku lagi.ia memelukku dengan erat.ia menangis dipelukanku.
“ma…af..kan,aku Elina” ujarnya terbata-bata.aku sedikit heran.
“maaf kenapa?” tanyaku.ia melepaskan pelukannya.
“aku menghilangkan bingkai itu” ujarnya lirih.ia menunduk malu.
Deg,hatiku seperti berheti berdetak.aku sangat kesal pada Salfa.padahal aku sudah bilang ia tidak boleh menghilangkan dan merusakkannya.
“kenapa bisa hilang?!” tanyaku dengan suara lebih tinggi.Salfa semakin menangis.
“a…a..aku juga tidak tahu” balasnya terbata-bata.aku sangat kecewa pada Salfa.
“kan sudah kubilang ,kamu jangan menghilangkan dan merusakkannya” timpalku .Salfa mendongakkan kepalanya.
“aku tahu itu.tapi aku tidak tahu siapa yang mengambilnya” ujar Salfa. “aku kecewa padamu Elina” lanjutnya sambil menangis meninggalkanku.

Kulihat Lia sedang menghasut Salfa untuk tidak berteman lagi denganku.Salfa memang anak yang diinginkan untuk menjadi sahabat semua murid di sini.jadi aku tidak heran,sangat heran Karena Salfa mau berteman denganku yang pendiam dan paling payah dikelas.

Salfa masih menangis.Lia dan kawan-kawannya mulai memperkeruh suasana.aku tidak memedulikan itu.
Tet Tet Tet
Bel sudah terdengar.aku masuk kedalam kelas.hatiku masih tercampur aduk.namun,tiba-tiba saja Salfa menghampiriku.
“aku akan berusaha untuk mencari bingkai itu.aku tidak mau persahabatan kita putus” ujarnya.aku tidak memedulikannya.Salfa berlalu dari hadapanku.

***

Hari ini aku akan menagih janji Salfa.namun,sejak dari tadi Salfa tidak muncul-muncul.hatiku sedikit khawatir padanya.sejujurnya aku tidak mau persahabatan kita putus.kulihat Isti,tetangga Salfa sedang membaca buku.aku menghampirinya,mungkin saja ia bisa menjelaskannya.

“hay Isti” ujarku pada Isti.Isti tersenyum.
“hay juga Elina.ada apa?” tanyanya.
“hmm,jadi gini.apakah kau tahu Salfa dimana?” tanyaku.Isti mulai angkat bicara.
“Salfa tidak masuk sekolah.aku tidak tahu apa penyebabnya” balas Isti.hatiku sedikit kesal.
“terima kasih” ujarku sambil tersenyum palsu pada Isti.
“ya,sama-sama” timpalnya sambil melanjutkan buku yang ia baca.
Aku semakin kesal saja pada Salfa.ia tidak menepati janjinya.malah,ia tidak masuk sekolah.

Aku keluar kelas.tiba-tiba saja aku mendengar Lia sedang mebicarakan sesuatu bersama sahabat-sahabatnya.aku mulai menguping perbincangan mereka.

“Hahahaha!,sebenarnya aku yang telah mengambil bingkai itu.aku tidak mau Salfa berteman dengan Elina” ujar Any.
Hatiku mereasa bersalah pada Salfa.dan aku sangat kesal pada Lia.aku menghampiri Lia.
“ternyata kau Lia, yang mengambil bingkainya” ujaku.Lia terkejut.
“oh.ti..tidak kok,i..ya kan teman-teman” ujarnya terbata-bata.teman-temanya mengangguk.
“kau bohong Lia,itu apa?” ujarku sambil menunjuk bingkai ditangan Lia.Lia tampak bingung.ia tertunduk malu.
“maafkan aku Elina.aku hanya ingin Salfa tidak berteman denganmu.sebenarnya aku sirik padamu” timpalnya.
“tapi,kau tidak boleh merusak persahabatan orang lain” balasku.
“oke,aku tidak akan bersikap seperti itu lagi.tapi,kau mau memaafkanku kan?” tanyanya.
“permintaan maafku terima” ujarku.aku kembali masuk kedalam kelas dengan hati bimbang.sepulang sekolah nanti aku akan menjenguk Salfa.

***

Tet Tet Tet
Bel telah berbunyi.seluruh murid berhamburan keluar kelas termasuk aku.aku pergi menuju rumah Salfa.namun,sepertinya rumah Salfa kosong.

Aku mengetuk pintu rumah Salfa.namun,tidak ada yang membukakan pintu.aku mencobanya sekali lagi.dan perlahan pintu itu membuka.

Aku melihat Bi Sanah yang membukakan pintu.aku segera menyakan itu pada Bi Sanah.

“bik,Salfa dan keluarganya mana?” tanyaku.
“oh,ternyata Non tidak tahu kalo Non Salfa masuk rumah sakit” ujar Bi Sanah.
“kenapa Salfa masuk rumah sakit Bi?”
“Non Salfa terkena penyakit tumor.jika Non ingin menjenguk Non Salfa,bisa datang ke rumah sakit Cendrawasih” balas Bis Sanah.
Tak terasa air mataku mulai menetes.aku mengerti kenapa Salfa selalu menyendiri.aku juga baru sadar bahwa waktu itu Salfa menangis karena penyakit yang diidapnya.
“terima kasih ya Bi” ujarku.
“ iya Non” timpal Bi Sanah lalu menutup pintu.
Aku berlari menuju Angkutan umum.mobil itu segera bergerak menuju rumah sakit Cendrawasih.
Sesampainya disana,aku segera menanyakan pada petugas Registrasi.katanya,kamar Salfa berada dilantai dua ruangan 10 E.
Aku berlari pergi kelantai dua.sesampainya didepan ruangan 10 E,hatiku berdegup kencang.aku menarik nafas dalam-dalam.
Aku mulai membuka pintu.aku melihat Salfa terbaring lemah.ayah dan ibunya sedang menangis.Salfa tampak terkejut dengan kedatanganku.
“Elina!” pekiknya.aku berlari dan memeluk tubuh Salfa.aku menangis tersedu-sedu.
“kau kenapa?” Tanya Salfa. Aku menyeka air mataku.
“maafkan aku Salfa.aku tidak tahu bahwa kamu mengidap penyakit itu.ternyata bingkai itu diambail oleh Lia.aku menyesal telah bermusuhan denganmu” ujarku. “apakah kamu mau memaafkanku?” lanjutku.
“dari dulu sudah kumaafkan” balas Salfa.aku memeluknya.namun..
NIT NIT NIT
Salfa tersenyum lalu menutup mata.semuanya berteriak histeris.kini Salfa telah meninggalkanku.aku menyesal telah bermusuhan dengannya.
“Salfa!,maafkan aku” ujarku lirih.pipiku sudah berderaian air mata.Salfa memang sahabat sejatiku. Best Friends Forever.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun