Mohon tunggu...
Firdaus Laili
Firdaus Laili Mohon Tunggu... wiraswasta -

fila174.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Alasan Utama Menjadi Guru

18 Februari 2015   18:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:57 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa Alasan Menjadi Guru?

Dulu menjadi guru masih dipandang sebelah mata. Alasannya apa lagi kalau bukan gaji guru yang kecil. Saat saya masih SMA dulu, sedikit sekali yang menyatakan diri ingin kuliah di jurusan pendidikan dan ingin menjadi guru. Kebanyakan lebih memilih kuliah di universitas-universitas non-pendidikan, meski bukan negeri. Menjadi dokter, arsitek, akuntan, atau ahli komputer masih menjadi primadona saat itu. Betapa tidak, profesi-profesi itu menjanjikan gaji yang lebih besar dibanding gaji guru. Saat itu, gaji memang masih menjadi orientasi utama anak SMA dalam memilih profesi apa yang akan mereka jalani kelak.

Tapi apakah gaji atau materi saja yang perlu dipertimbangkan? Mengapa menjadi guru banyak disepelekan saat itu? Meski saya sebenarnya masih baru belajar menjadi guru, tapi saya mencoba memberikan 2 alasan utama menjadi guru.

1. Guru Punya Banyak Waktu Luang

Menjadi pekerja kantoran sangat menyita waktu. Jam kerja bisa dari pagi sampai sore, bahkan sampai malam. Hal ini membuat para pekerja kantoran sedikit sekali mempunyai waktu luang. Pulang kerja, mereka langsung istirahat karena lelah bekerja seharian. Mereka juga hanya mempunyai sedikit hari libur. Mereka begitu menantikan hari libur agar bisa melepas kepenatan setelah disibukkan dengan rutinitas kantor. Saat hari Senin datang, tak sedikit yang bilang I hate Monday.

Beda sama guru. Mereka punya lebih banyak waktu luang. Guru normalnya berangkat ke sekolah pagi dan pulang sebelum sore. Jadi mereka punya waktu luang saat sore dan malam hari. Saat di sekolah, mereka juga tidak full ngajar. Ada jeda saat mereka tidak ada jam ngajar. Guru juga punya lebih banyak hari libur. Selain hari Minggu, mereka punya hari libur saat anak-anak sekolah libur semester. Selain itu, libur sekolah saat hari raya juga biasanya lebih panjang dibanding hari liburnya para pekerja kantoran saat hari raya.

Banyaknya waktu luang yang dimiliki oleh para guru membuat mereka bisa melakukan banyak hal lain. Mereka punya lebih banyak waktu untuk menyalurkan hobi. Saat sore hari, mereka bisa berolahraga, berkumpul dengan komunitas, atau aktif di organisasi masyarakat. Malamnya, mereka masih punya banyak waktu dan tenaga untuk membaca buku, internetan, menulis di blog, atau bersilaturahmi ke tetangga atau kerabat. Saat liburan semester, mereka bisa berwirausaha, menulis buku, atau ikut pelatihan. Karena liburnya panjang, jadi tidak hanya diisi dengan berwisata. Jika berwisata pun, guru bisa traveling lebih jauh karena punya waktu lebih lama.

Jadi kesimpulannya, bagi yang hobi olahraga, suka menulis, traveling, berorganisasi, atau ingin memulai usaha, menjadi guru adalah sebuah pilihan yang tepat.

2. Jadi Guru Dapat Banyak Pahala

Ini adalah alasan yang sering dilupakan oleh para guru. Menjadi guru maka akan dapat banyak pahala. Sesuatu yang tak ternilai harganya. Seorang arsitek tidak akan bisa mengukur detail sebuah bangunan jika tidak belajar menghitung saat masih sekolah. Seorang jurnalis tidak akan bisa menangkap berita dan menuliskannya dengan cepat jika tidak belajar baca tulis di sekolah. Kuliah di jurusan apapun, di universitas manapun, pasti melalui bangku sekolah. Profesi sehebat apapun, pasti pernah punya guru yang mengajarinya.

Bukankah jika kita sudah tiada nanti, salah satu amalan yang tidak terputus adalah ilmu yang bermanfaat? Guru adalah sosok yang paling banyak memberikan ilmu yang bermanfaat. Jika dalam satu tahun saja ada seratus siswa baru yang dididik oleh seorang guru, lalu berapa banyak yang telah ia didik saat sudah bertahun-tahun menjadi guru? Berapa jumlah ilmu yang telah ia bagikan? Berapa pahala yang ia dapat? Maka alangkah ruginya jika ada seorang guru yang tidak mau terus belajar agar menjadi guru yang baik dan betul-betul mampu memberikan ilmu yang bermanfaat.

Itulah 2 alasan utama menjadi guru menurut saya. Saya yakin masih banyak guru-guru di luar sana yang punya alasan yang lebih hebat mengapa memilih menjadi guru. Namun begitu, semua orang sejatinya adalah guru. Setidaknya guru bagi anak-anaknya. Siapapun bisa menjadi guru. Profesi apapun. Saat seseorang memberikan contoh yang baik dan ilmu yang bermanfaat bagi orang lain, saat itulah dia menjadi seorang guru. (fila174)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun