Hendra 30an tahun ,anak betawi asli. Cucu seorang kyai ternama di Kalibata pulo, buncit Jaksel. Saat Pilkada DKI lalu kemarin, keluarga besarnya pendukung fanatik Foke.
Namun saat musim copras-capres, Saya kaget bukan kepalang. Hendra berkaos merah dengan tulisan Jokowi for presiden. Dia sibuk wara-wiri membantu deklarasi GK forbes Jokowi. Kebetulan, markas Relawan itu  bersebrangan dengan tanah leluhurnya di sebarang jalan dan kini telah menjadi gedung 8 lantai.
Kerabat dan orang-orang betawi sekampungya mengecam Jokowi nyapres dan mendukung prabowo. Hendra tetap keukeh memilih Jokowi. Dia tidak peduli tudingan bahwa Jokowi rakus,ahok kristen jadi gubernur dan proganda lainnya yg ditelan mentah2 teman sekampungya.
Tapi, Hendra punya satu alasan utama yang tak mungkin dia lupakan. "Masa bodoh orang bilang. Tahu gak,kalo bini saya ngelahirin anak kembar, harus operasi biayanya 70 juta, dari mana saya punya duit. Emang mereka mau bantuin? anak kembar dan bini selamat, saya kagak keluar duit sepeser pun. Itu kan karena Jokowi gubernur, meski gue gak milih dia!" Ungkap hendra.
Ternyata dikampung ini, Hendra tidak sendiri. Ada juga Maman,pengurus mushola. Maman bingung rekan2nya yang biasa sholat bareng di musholah sibuk menjelek2an jokowi. Padahal maman merasa sangat terbantu saat anaknya harus dioperasi dengan total biaya 15 juta." Biaya rumah sakit 15 juta,Saya cuma ngeluarin duit buat parkir motor. Kalo temen2 ngeledekin Jokowi, saya malah pengen banget cium tangan jokowi.!."Ungkap Maman dengan mata berkaca2.
Hendra dan Maman adalah bagian kecil rakyat Indonesia. Apa yang mereka rasakan langsung, tentu ingin juga dirasakan seluruh rakyat miskin di Indonesia. Bukan sekadar janji, tapi bukti. Sebab itulah, kini mereka menjadi pendukung Jokowi,Demi rakyat yang senasib di seluruh negeri.
