Lain ladang lain juga belalang, kiranya pepatah tersebut yang representatif bagi keadaan yang saya alami sekarang. Saat ini sedang dalam masa kuliah kerja nyata. Kuliah yang gurunya bukan dosen, melainkan masyarakat desa.
Kuliah yang kelasnya bukan di ruangan, namun ia tak terbatas sekat dinding kelas, langsung dengan rumah per rumah, pintu per pintu. Kuliah yang yang tak terbatas jumlah sks yang kalian ambil, terserah mata kuliah yang kalian ingin dipeljari dengan waktu yang relatif singkat
Apa yang saya alami sekarang, akan menjadi bahan pertimbangan, bahan yang sekiranya diperhitungkan akibat setelahnya, apakah ia memang egois atau peduli. Tapi sudahlah itu cuman dugaan awal saya, semoga aja tidak. Dia memang tulus ingin mengabdi, dan membantu mensejahterakan rakyat. Oke fix.
Kiranya sebuah program itu mengena dan tepat sasaran, bukannya hanya bermodal asal. Tapi coba dipikir pelan, itu program memang realistis apa tidak. Kan Cuma omong kosong kalau bahas melulu, buat berbusa mulut abang saja. Kiranya ingin mengubah pola pikir masyarakat, dengan kedatangan kalian. Saya apresiasi semangat dan kerja keras kalian.
Kuliah memang tidak terbatas dengan dosen dan kampus semata, kalau mau mengerti keadaan masyarakat, ikuti pola pikir mereka terlebih. Namun perlu dicatat, mengubah itu bukan perkara bak membalikkan telapak tangan atau semudah menyendok makanan yang yang terhidang di meja makan. Memang perlu waktu yang relatif panjang dan tentunya berkesinambungan.
Suatu program akan terealisasi jikalau ia memahami apa yang harus dilakukan, mana yang sekiranya yang harus diprioritaskan bukan. Ia dikatakan bekerja jikalau program tersebut jikalau nyata memang dampak yang dihasilkan setelahnya. Seorang petani akan memperoleh hasil yang sepadan dengan apa yang diusahakan tiap harinya. Tidak hasil yang optimal dengan jalan pintas.
Nyatanya sesuatu bisa kita nilai dengan kasat mata, akan dinamakan nyata jikalau sesuai dengan kebutuhan bukannya asal mengasal. Kalau hanya mengasal pun, hasilnya tentu asal jadi asal pasang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H