Mohon tunggu...
Khoirul Fikri
Khoirul Fikri Mohon Tunggu... Guru - Pengusaha jamur tiram dan Penulis

Lahir dengan sebuah mimpi dan akan menjadi sebuah kenyataan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Menjadi Padi"

14 Januari 2019   00:45 Diperbarui: 18 Januari 2019   09:29 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sawah merupakan tempat menanam padi, kita bisa ibaratkan sawah itu seperti ibu dan kita seperti padi, sedangkan bapak adalah ibarat penggarap sawahnya. saat kita usia anak-anak kita diibaratkan menjadi benih-benih yang akan ditanam, jika semakin bagus kualitas benih maka semakin bagus juga hasilnya, maka pada fase ini adalah fase penting yang akan menentukan fase-fase perkembangan selanjutnya dan jendela pertama yang akan membuka lembaran baru setelahnya dan diberi pupuk. 

Pupuk merupakan sebuah pendidikan, pendidikan adalah modal utama yang akan mengantarkan sebuah keberhasilan atau panen sedangkan di pupuk terdapat nutrsi yang akan diserap oleh padi, makanya diberi pelajaran dan didik agar menjadi padi yang berkualitas. tinggal kita tau bagaimana cara menyerapnya dan kalau tidak bisa memilah maka akan layu benih itu 

Terkadang ada hama yang menungguku di tempat kopianku heee...

semua itu merupakan sebuah rintangan yang akan menjadikan padi itu kuat tumbuh dan berkembang maupun tidak setelah itu benih tadi akan berkembang menjadi padi yang utuh maka dan tentunya akan berisi entah isinya setengah atau penuh tergantung padi itu menyerapnya maka semakin lama dia bertahaa semakin tumbuh dan berkembang padi indonesia.

padi itu sudah waktunya untuk memasuki di panen karena padi itu cukup berisi dan sudah layak di konsumsi karena umurnya memang sudah matang maka hasil panen itu yang merupakan sebuah titik puncak keberhasilan apakah padi itu siap di konsumsi oleh banyak orang ataukah padi itu tidak berbobot isinya, hanya saja tampak indah diluarnya dan akan tetapi didalamnya kosong kering meronta.

maka dari itu jadilah seperti padi yang berisi, mamun semakin padi berisi semakin dia merendah/ tunduk dihadapan sang maha pencipta.

Ponorogo, 13 Januari 2019.

malam senin hujan 21:40.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun