Mohon tunggu...
Fiksiana Community
Fiksiana Community Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas pecinta fiksi untuk belajar fiksi bersama dengan riang gembira

Komunitas Fiksiana adalah penyelenggara event menulis fiksi online yang diposting di Kompasiana. Group kami: https://www.facebook.com/groups/Fiksiana.Community/ |Fan Page: https://www.facebook.com/FiksianaCommunity/ |Instagram: @fiksiana_community (https://www.instagram.com/fiksiana_community/) |Twitter FC @Fiksiana1 (https://twitter.com/Fiksiana1)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[CerpenFC] Dialog di Luar Naskah

11 Februari 2016   13:20 Diperbarui: 11 Februari 2016   20:18 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah memberi hadiah satu tamparan kepada Ajo dan Rudi, Ani segera menarik tangan Pical untuk meninggalkan tempat tersebut.

"Hmm... bentar Ani. Kamu yakin ingin meninggalkan mereka berdua di tempat sepi ini? Kalau keduanya kalap dan berkelahi lagi gimana?"

***

"Kenapa kamu diam saja? Apa kau mendadak amnesia? Apa tinjuku membuat kepalamu retak?" Rudi mulai sesumbar sambil meraba pipinya yang terasa panas oleh tangan perempuan idamannya.

"Ya, aku memang menyukai Ani! Kamu mau apa?!" Ajo tersenyum sinis, membusungkan dada.

Rudi bersiap, hendak kembali melayangkan bogem mentah ke wajah Ajo. Tetapi tangannya mendadak berhenti di udara oleh pekikan suara yang sangat dikenalnya.

"Ini urusan lelaki, Ani. Pergi saja kau, kembali ke kantormu bersama Pical!"
Berbekal ilmu silat yang pernah ia pelajari di ranah minang. Ajo diam-diam memasang kuda-kuda. Kepalan tangan Rudi ditepisnya, lalu dengan gerakan sedikit membungkuk, pukulan tangan kanannya menghantam perut Rudi dengan telak.

Bug!

"Dedemit alas purwo!" Rudi terhuyung sambil memegang perut. Kakinya melangkah tiga langkah ke belakang, memasang kuda-kuda kemudian berlari, kaki kanannya melayangkan tendangan.

Ani menjerit kecil. Perempuan berbadan mungil itu terjatuh. Rupa-rupanya Rudi tidak benar-benar memiliki ilmu bela diri. Tendangannya yang hanya meniru adegan film silat jadul malah meleset, mengenai kaki Ani.

Ani menolak uluran tangan Ajo dan Rudi yang berebut untuk membantunya bangun. Satu-satunya harapannya hanya Pical. Tetapi lelaki yang menjadi teman sekaligus bosnya tersebut malah berdiri bengong menatap adegan konyol yang terjadi. Ani nelangsa, berbalik memunggungi ketiga lelaki yang memandangnya iba. Dadanya buncah oleh perasaan kesal dan sesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun