Mohon tunggu...
De Kils Difa
De Kils Difa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat

Berkarya Tiada BAtaS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengejar Mbak Bi ke Ujung Hongkong

31 Desember 2015   11:12 Diperbarui: 4 Januari 2016   15:03 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mbaaak.. Tunggu aku, plissssss... jangan pergi !" Ia menoleh memberikan senyum terindahnya sejenak, lalu melangkah membawa koper besarnya.

"Mbaaak.... Pliiisssss..... jangan pergiiii !" Didi menangis sesugukan. Ia cuek dan semakin menjauh.

"Mbaaaaaak Biiiiiiii...... !" Teriak Didi kencang

#

Pagi tiba. Suara alam membangunkan Didi dari mimpi indahnya tadi malam. Kumandang azan subuh, kukuruyuk ayam jantan, juga suara meong dari atap rumah yang sepertinya habis digunakan untuk "pertarungan".

"Entar ga usah jajan, nih Emak bekelin nasi ama lauk tempe, jengkol plus sambel terasi." Kata Emak pada Didi yang habis mandi lalu asyik menyisir rambut.

"Jangan malu- malu nanya kalau di sana keder, tar nyasar ga bisa balik loe !" Pesan Emak lagi.

"Iya Emakku sayang, Didi bakalan banyak nanya ama orang biar nemuin mbak Bi di sana, yang penting Emak jangan lupa doain Didi biar selamat." Ucap Didi sebelum mencium telapak tangan dan kening Emak.

"Didi berangkat ya Mak, assalamu'alaikum..."

"Iyaa, ati-ati loe yaa.. wa'alaikum salam..." jawab Emak sambil menyeka air mata.

"Bismillahirrohmaanirrohiim...." Doa Didi jelang keluar rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun