Aku ngga jadi pergi malam ini. Gladag gludug mulu. Gelap banget pula. Suara merdu dari para artis India yang biasa terdengar dari warung kopi Mpok Ainun hilang berganti suara gemerisik daun-daun berguguran.
Mending dikamar aja deh.
Liatin dua cicak yang selalu berkejaran jika sudah ketemuan untuk kesekian kalinya. Kalau liat mereka kejar-kejaran, jadi ingat dua kawanku saat Sekolah Menengah Pertama yang sering berkejaran di moment istirahat sekolah. Satu bernama Sarwo (asli cowok tulen katanya mah, tapi paling seneng pake sepatu atau sandal warna pink). Satu lagi bernama Sarwi, eeh Biyanci (Cewek abis daaah, ampe bedak emaknya selalu abis kalau di pake dia)
Dua orang ini kalau sudah ketemu, kaya Tom and Jerry. Saling mengusili satu sama lain. Pernah Sarwo usil, rok seragam Biyanci digantung di pohon jambu depan sekolah habis olah raga. Ngga terima, dibalas ama Biyanci. Sepatu Sarwo tiba-tiba ngilang waktu dia habis sholat di mushola sekolah. Usut punya usut ternyata nyantol di bel sekolah yang dulu masih pake besi. Teng teng teng teng…..
Hahahaha..Emang dasar mereka mah.
Tapi seusil-usilnya mereka satu sama lain, hebatnya mereka tak pernah marahan lebih dari 3 hari, apalagi sampai bertengkar jambak-jambakan rambut. Selain itu, ada satu hal yang membuat mereka tetap menyatu, mereka sangat kompak menyayangi dan selalu melindungi sahabat imoetnya bernama Afid.
Afid ini salah satu korban bully di lingkungan sekolah oleh kawan-kawannya, karena fisiknya yang berbeda dari kebanyakan orang seumuran dengannya. Tapi jangan coba membully Afid kalau ada dua malaikat penunggunya. Bisa berabe urusan.
Pernah Afid datang pagi-pagi ke sekolah, pake sepeda ontel milik Bapaknya. Tiba-tiba waktu istirahat sekolah, rantai sepeda ontelnya terlepas dan ilang. Sarwo yang tahu kejadian itu segera mendatangi kantor OSIS dan membuat pengumuman dari pengeras suara. Bahwa dalam jangka waktu 60 menit tidak ada yang datang meminta maaf dan ngebalikin rantai sepeda Afid, maka semua siswa dan siswi akan merasakan ‘gempa’ dari Sarwo.
Belom sampai 30 menit, ternyata sudah ketauan pelakunya. Salah satu anak kelas dua yang memang hoby ngerjain orang yaitu si Jungkir. Blegeeedessss… langsung Sarwo menghukum si Jungkir untuk mandiin sepeda ontelnya si Afid di sekolah. Biyanci ngga mau kalah, dijewernya telinga  Jungkir sampai bunyi 'kletek'. (untung dulu belom booming HAM, jadi lom dilaporin ama Jungkir tuh si Biyanci. hehehe)
Salah satu cicak berhenti mengejar. Satunya sembunyi di balik pigura fotoku waktu habis di sunat. Entah apa yang ada di pikiran cicak saat berhenti dan menatap lawannya di balik pigura. Lelahkah ia? Atau putus asa karena tak kunjung mendapatkan cicak satunya itu?
Hehehehehe…