Mohon tunggu...
De Kils Difa
De Kils Difa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat

Berkarya Tiada BAtaS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Siang Bolong

9 Juli 2016   17:44 Diperbarui: 9 Juli 2016   17:48 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku tak tahu Mas, aku harus mencari anakku.”

“Kemana?”

“Ke tempat lelaki laknat yang tidak bertanggung jawab atas perbuatannya itu”

“Aku ikut kalau gitu”

“Jangan Mas, saya tidak mau merepotkan. Lagi pula Mas harus berangkat kerja. Jangan perdulikan saya. Anggap saja pertemuan kita kali ini cuma mimpi di siang bolong”

Setelah itu ia lari dan menyebrang jalan. Aku berupaya mengejarnya. Tapi terhalang oleh kendaraan yang melintas. Aku kecewa tak melihatnya lagi kini. Ia menghilang. Pupus sudah harapanku untuk bisa membantunya. Padahal aku berharap ada kelanjutan cerita di antara kami. Karena kurasakan sesuatu “rasa” yang berbeda ketika ada di sampingnya. Ku yakin ia pun merasakannya. Aku terus mencari sosoknya di tengah keramaian jalan raya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun