Mohon tunggu...
De Kils Difa
De Kils Difa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat

Berkarya Tiada BAtaS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Siang Bolong

9 Juli 2016   17:44 Diperbarui: 9 Juli 2016   17:48 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

##

Ini lampu merah kedua yang telah kulewati. Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 tapi cuaca sudah terasa panas. Keringat mengalir deras dari atas tubuh. Begitupun halnya dengan wanita di sebelahku. Ia asyik dengan kegiatan mengipas. Aku menoleh kebelakang, penumpang sudah penuh. Tak ada lagi sedikitpun ruang gerak. Semua serba terasa sempit dan sesak.

Aku kembali melanjutkan memperhatikan jalan raya. Namun selintas kurasakan ada sentuhan halus pada tangan kanan. Aku berdiam. Mencoba tak menunjukan sikap gede rasa (GR) walau ku akui itu adalah sentuhan wanita yang ada di sebelah. Kali ini kurasakan lagi. Tapi aku tetap tak merespon. Aku takut nanti dikiranya GR banget. Aku masih memandangi sekitar jalan raya, sambil berharap kembali mendapat sentuhan. Harapanku terwujud, ia kembali menyetuh bahkan memegang lama tanganku.

“Mas, kenalan dong?”

“Ohh….” Aku celingak celinguk

“Aku ganggu ya…?” Senyunya merekah

“Enggak… enggak..” Ku garuk kepala yang tak gatal

“BT nie, berhenti-berhenti terus bisnya.” Mukanya meringis.

“Iya…..” ku perbaiki sikap duduk agar jadi nyaman saat mengobrol.

“Aku Nina.” Sambil menyodorkan tangan kanannya

“Rafi” ku sambut telapak tangannya, aaahh… halusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun