Mohon tunggu...
Fikry Sang Petualang
Fikry Sang Petualang Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar

Seorang Insan yang suka berpetualang di dunia nyata dan dunia mimpi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jemaah Roboh Ketika Sholat Jumat, Corona Viruskah?

20 Maret 2020   15:36 Diperbarui: 20 Maret 2020   15:54 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masjid-masjid masih buka di Kota Padang, Sumatera Barat. Hari ini saya masih bisa melaksanakan sholat Jumat berjamaah seperti biasa. Sejak merebaknya kasus virus corona di Indonesia, sebagian besar Kota sudah menutup masjid dari aktivitas ritual ibadah. Sebagai bentuk upaya memutus rantai penyebaran virus yang tergolong berbahaya ini. 

Lantai dua masjid menjadi pilihan untuk sholat. Lantai ini berfungsi kala sholat Jumat berlangsung saja. Bisa dipastikan dalam sepekan tidak ada aktivitas ibadah dilantai tersebut. Kita harus tetap waspada terhadap setiap kemungkinan. 

Kami merapikan saff untuk sholat setelah khatib usai berkhotbah. Bacaan imam yang merdu membuat hati tenang dan khusuk menjalankan sholat. Saat imam membaca ayat dalam salah satu surat di Al-Quran, seorang jemaah selang satu orang di samping kiri saya tiba-tiba roboh. Duuuuum. 

Dentuman keras dan bergema di lantai dua. Saya kaget dan terpaku. Badannya terbaring lemah dengan kepala tepat di tempat sujud saya sholat. "Bagaimana ini?" ujar saya dalam hati. "Corona Virus kah?" fikir saya cemas. Saya harus mengambil keputusan secepat mungkin dalam menghadapi kondisi ini.

Jemaah sebelah kiri saya  yang menjadi pembatas antara kami langsung putar badan dan bergerak pindah ke belakang. Spontan saya mengikuti tanpa pikir panjang lagi. Karena masih rakaat pertama, saya ulang kembali sholat dari saff kedua. Selang beberapa saat, jemaah yang terkapar tadi berdiri dan keluar dari barisan. 

Setelah sholat saya tahu, dia duduk di pojokan dengan wajah pucat. Dia masih linglung dan kemudian keluar bersama jamaah lain setelah jumatan selesai. Saya memilih untuk berwudhu kembali untuk berjaga-jaga walaupun tidak ada kontak langsung.

Saat mengambil selop di pintu masjid, bercerita lah beberapa jemaah soal kejadian tadi. Mereka semua kaget dan mengira-ngira apa yang terjadi pada jemaah yang jatuh tadi. Ada yang bilang dia sepertinya kurang makan karena itu pucat. Ada juga yang bilang itu karena dia tertidur pulas saat khatib ceramah dan terbangun ketika Iqamat untuk sholat, sehingga dia masih sempoyongan. Ada juga yang bilang itu mungkin prank corona dengan wajah tidak serius.  Wallahu A'lam Bisshowab.

Semoga kita semua dijauhi dari penyakit berbahaya.

Amiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun