Mohon tunggu...
Fikry Azis Ramadhan
Fikry Azis Ramadhan Mohon Tunggu... Sekretaris - Mahasiswa

Selamat datang di halaman kami

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekerasan Gender Berbasis Online Meningkat di Masa Pandemi

9 April 2021   13:50 Diperbarui: 9 April 2021   14:17 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era Globalisasi telah menimbulkan kompetisi dalam aspek kehidupan, secara khusus telah memberikan dampak kehidupan perempuan. Peran perempuan disektor publik semakin meningkat, hal ini dapat kita lihat dalam keterlibatan perempuan dalam berbagai aktivitas sosial, politik, budaya, dan ekonomi. 

Keterlibatan kaum perempuan dalam kegiatan ekonomi mengalami peningkatan secara signifikan. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga, perempuan tidak lagi hanya tergantung pada penghasilan suami. Perempuan bisa mandiri dan bekerja pada sektor publik, sehingga tingkat ketergantungan pada suami menurun.

Meskipun keterlibatan perempuan di sektor publik masih dipertanyakan. Harus diakui bahwa kecenderungan perempuan di sektor “publik” telah menjadi kekuatan penting dalammentransformasikan kehidupan. Meskipun di pedesaan keterlibatan dalam pekerjaan di luar rumah bukanlah sesuatu yang baru. 

Namun keterlibatan itu lebih bervariasi dalam arti bahwa perempuan telah merespon langsung perubahan ekonomi rumah tangga dan perkembangan aspirasi perempuan. 

Dan saat ini sudah banyak perempuan yang bekerja pada setiap bidang pekerjaan. Dibandingkan dahulu perempuan belum mendapatkan kesempatan kerja seluas ini. 

Realitasnya adalah dalam kehidupan masyarakat, baik di pedesaan maupun di perkotaan, tuntutan ekonomi menjadi faktor keterlibatan perempuan dalam sektor publik. 

Ketika keluarga dalam kondisi yang kekurangan, perempuan berperan sebagai aktor perekonomian untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Dalam hal ini perempuan tidak hanya bekerja pada faktor domestik sebagai ibu dan

istri. Namun perempuan juga bekerja produktif yaitu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Namun, selama dampak pandemi covid 19, kekerasan gender berbasis online kian marak terjadi, seperti yang diberitakan pada salah satu portal berita yaitu Kompas TV pada tanggal 16 Desember 2020, dimana pelaku yang berisinial NN mengalami kekerasan gender berbasis online, yaitu korban di foto secara sembunyi – sembunyi dalam keadaan sedang mandi, dan diancam akan menyebarluaskan bila korban tidak menurut apa kata pelaku, setelah melakukan perceraian dengan mantan suami, ia memiliki pasangan baru namun tidak disangka lebih keji dibanding perbuatan mantan suaminya yang dulu.

Setelah NN mengalami kekerasan rumah tangganya yang dilakukan oleh mantan suaminya, kini NN Kembali terbak hubungan yang diiringi kekerasan, kondisi sikologis membuat NN mudah dimanipulasi oleh kekasih barunya, akibatnya NN kerap menerima kekerasan, baik secara fisik, ekonomi, maupun seksual. Salah satunya memotret dan merekam NN tanpa izin, sang kekasih mengancam akan menyebarkan foto dan vidio tersebut jika NN mengakhiri hubungan. 

“Dia itu memfoto ketika aku tidur, ketika aku mandi dan lain sebagainya, bahkan ketika aku secara tidak sadar untuk mau melakukan tindakan seksual sesuai yang dia minta” begitu tutur NN dalamwawancara oleh Kompas Tv. Komnas perempuan mencatat jumlah kasus Kekerasan Berbasis Gender Online meningkat setiap tahun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun