Kalau dalam kehidupan seorang anak harus dituntun untuk mandiri, karna tak selamanya ia akan berganung dengan orang tuanya,juga kepada saudaranya,atau kerabatnya bahkan tetanggaya. Dalam teori sosiologi, manausia digambarkan dalam kehidupan social,yang mana saling membutuhkan satu sama lain, namun apa salahnya kalau manusia itu berusaha untuk mempercayai kemampuannya untuk memecahkan masalahnya dan barulah jika dalam kondisi yang sangat urgent dia meminta batuan kepada sesamanya.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia mandiri mempunyai makna “keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Yang perlu digaris bawahi dari makna mandiri adalah ketergantungan. Sejak zaman dahulu sebarnya manusia sudah mendapatkan edukasi mandiri , dari segi pendidkan hingga pertahanan. Namun hal tersebut dirasa kini mulai punah,yang kini mnejadi gelar pemuda malah kurang percaya diri dengan apa yang dilakukannya akan berdampak atau alah sebaliknya. Padahal pada saat ini Indonesia membutuhkan manusia-manusia yang mandiri, bukan hanya mandiri dalam fisik namun juga pemikiran.
Pmii adalah salah satu wadah pemuda pergerakan yang mempunyai tugas dan fungis melahirkan generasi yang mandiri dalam berprilaku dan berfikir. Idiologi PMII mengajarkan para pemuda lainnya untuk tegas melawan duplikasi pemikiran sehingga para pemuda pergerakan dapat melahirkan gagasan yang transformative untuk generasinya dan generasi penerus. Adanya kegiatan pelatihan pengembangan bakat ditujukan untuk membentuk karakter yang mandiri dalam berfikir. Namun untuk beberapa oknum output dari pelatihan tersebut malah dijadikan kesempatan untuk memanfaatkan kenalan sebagai problem solving ketika masalah menimpanya, degan kata lain kenalan tersebutlah yang menjadi juru piker masalah yang dihadapinya.
Anggapan tersebut yang diungkapkan beberapa peninjau pergerakan (baik itu yang telah menjadi alumni atau meraka yang masih berproses dalam dunia pergerakan ). Kalau dalam setiap event dijadikan kesepatan maka sudah berapa banyak juru otak yang dia punya. Kalu saja dalam setiap seseorang berfikir mengeluarkan hak cipta mungkin seseorang tersebut sudah dalam pengadilan untuk mempertanggung jawabkan setiap pemikiran yang telah ia pakai untuk memecahkan masalah pribadinya.
Dengan begitu siapa yang mau disalahkan?. Untuk menghindari generasi yang sepertu itu ada beberapa cara yang perlu dilakukan :
1. Meminimalisir, bukan menghindari
Meminimalisir berkonsultasi dengan alumni, namun bukan sepenuhnya mnghindarinya. Setiap masalha pasti ada pemecahan masalahnya, oleh karena itu ,perbanyak diskusi dengan sahabat-sahabat yang lain ketika ada masalah, karena oatak manusia akan terus berkembang jka dia banyak mengasah keilmuannya dengan orang lain.
2. Perbanyak relasi sejajar, bukan intuisi atasan
Perbanayak kenalahn yang masih sama-sama berproses , pemecahan masalah akan timbul ketika mereka yang masih sejajar atau masih berproses sama-sama berdiskusi karena yang masih berproses biasanya mempunyai masalah yang hangat ,dan solusi yang hangat pula. Namun ketika dalam diskusi belum menemukan titik temu,maka undang salah seorang alumni dengan persetujuan seluruh anggota diskusi.
3. Berikan ilustrasi, bukan reaksi membuka jati diri
Ketika berkonsultasi dengan alumni sebagai jalan terakhir, maka tunjukkan ilustrasi dari permasalhan namun bukan degan membuka subjek dan objek dari permasalahan. Dengan begitu mereka akan berfikir bahwa ini adalah masalah dari organisasi lain sehingga tidak membuat si alumni memberikan supplay pemikiran secara berkelanutan.
Percaya dengan kemampuan diri, membuat organisasi yang lebih mandiri sehingga generasi penerus dapat menapak diri untuk menjad yang lebih baik dari pada periode ini. Tulisan ini adalah persembahan untuk pejuang PMII yang mempunyai naluri mandiri dalam berinteraksi dengan masa depan negri.
Salam pergerakan !
Salam generasi mandiri !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H