Memviralkan seseorang adalah pekerjaan media-media Indonesia. Yang mereka terus membombardir mata dan telinga dengan siaran-siaran yang tidak bermutu. Harapan memperbaiki generasi bangsa dengan media juga sangat jauh dari hal itu. Alih-alih memperbaiki, media saat ini hanya merusak generasi.
Sudah banyak korban pemviralan sesorang yang berujung merusak generasi bangsa. Memang hal demikian syarat akan hiburan bagi orang yang dapat memilih dan memilah. Tapi menjadi buas dan merusak bagi generasi yang menelan mentah-mentah segala apa yang disiarkan.
Termasuk dalam kasus ini adalah viralnya pemuda asal Gorontalo yang bernama Fajar. Usia fajar hari ini masih 15 tahun, yang berarti masih dalam usia SMP.Â
Julukan sadboy lahirdari tangan-tanag netizen di media sosial. Julukan itu mengarahkan kepada kepribadian Fajar yang selalu menangis ketika menjelaskan kisah percintaannya yang sedih.Â
Melihat dari sudut pandang pendidikan tentunya menjadi hal yang sangat berat disampaikan. Karena hal ini berhubungan dengan moral bangsa. Termasuk kaitannya dalam masalah pacaran, apalagi diusia Fajar yang masih berumur 15 tahun.
Diusia itu para remaja selayaknyalah fokus kepada pendidikan mereka. Fokus bagaimana meraih cita-cita atau keinginan yang dalam hal ini akan mempengaruhi kehidupan selanjutnya. Masa depan yang cerah lebih penting daripada kisah percintaan yang tiada henti.
Apalagi seolah-olah Fajar membuat konotasi bahwa kehidupannya dipenuhi dengan kisah percintaan. Â Kisah percintaan yang sangat sedih, sehingga dia harus menangis-menangis di depan kamera.
Maka sejatinya hal seperti ini perlu adanya proteksi penuh dari para regulator media. Sehingga dalam berjalannya media-media itu dapat terseleksi tontonan-tontonan yang tidak berkualitas dan harapannya tontonan-tontonan media Indonesa menjadi lebih berkualitas.Â
Saking viralnya Fajar Sadboy, beberapa waktu lalu dia dikabarkan meninggal dunia di tol. Tapi berita tersebut ditepis Fajar dalam akun media sosialnya. Semoga tontonan-tontonan kita menjadi lebih bermanfaat dan berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H