Mayoritas orang Indonesia beranggapan bahwa mereka memang malas berjalan kaki. Padahal kalau ditelisik lebih dalam, ternyata budaya tersebut memang sengaja dibiarkan. Dibiarkan begitu saja dari ujung barat di Sabang sampai ujung timur Merauke. Orang Indonesia terlalu silau dengan budaya bangsa lain, sampai lua dengan budaya bangsa sendiri.
Berjalan kaki sejatinya adalah fitrah manusia sebagai bentuk rasa syukur memiliki kaki. Maka seharusnya manusia itu senang dengan berjalan kaki. Maka lihatlah para peserta running night atau running morning, berapa ribu orang yang mengikutinya. Bisa juga melihat para pengunjung car free day, berapa ribu orang memenuhinya. Semua dilakukan dengan berlari atau berjalan kaki, padahal secara jarak tempuh setidaknya minimal 3 kilometer.
Tapi disisi lain mengapa jalanan di kota-kota negara Indonesia semakin padat dengan kendaraan bermotor? Tidak hanya di kota-kota besar, hari ini kemacetan telah merambah kota-kota kecil. Tentunya lebih memilih memiliki dan memakai kenadaraan bermotor daripada berjalan kaki atau naik kendaraan umum.Â
Fasilitas Pejalan Kaki yang Kurang
Permasalahan utamanya adalah tidak adanya fasilitas penunjang untuk berjalan kaki. Dapat dilihat bagaimana kondisi trotoar di kot-kota negara Indonesia. Bahkan sampai ada trotoar yang digunakan oleh warung untuk berjualan. Padahal trotoar gunanya adalah untuk memfasilitasi pejalan kaki.
Disisi lain trotoar yang tidak semua jalan ada membuat para pejalan kaki enggan berjalan kaki. Akhirnya mereka lebih memilih untuk menggunakan kendaraan bermotor karena dinilai dengan berjalan kaki menjadi tidak aman dan nyaman di jalanan Indonesia. Termasuk juga dengan kendaraan umum yang seharusnya menjadi moda transportasi yang terintegrasi dan murah benar-benar menjadi alternatif untuk orang Indonesia.
Maka dengan demikian perlunya pemerintah Indonesia memikirkan hal demikian. Membangun trotoar dengan konsep pedestrian membuat orang Indonesia nyaman dan aman ketika berjalan kaki. Menghilangkan para penjual yang berada di atas trotoar juga harus segera ditindak dan dikerjakan. Sebagai langkah memaksimalkan fungsi trotoar yang seharusnya dibangun dan digunanakan sesuai kegunaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H