Esteh Indonesia kepada pelanggannya yang memprotes dan menghina salah satu produk es teh indonesia.Â
Beberapa hari lalu dunia perminuman kekinian dikagetkan dengan sebuah surat somasi yang dilayangkan oleh PT.Produk yang dihina adalah Chuzi Red Velvet yang dinilai minuman yang mengandung kandungan gula yang sangat banyak.
Padahal pada bulan Juli 2022 lalu baru saja Es Teh Indonesia menunjuk Nagita Slavina, istri dari Raffi Achmad sebagai CEOnya. Harus menghadapi kondisi sulit dengan tingkah perusahaannya yang mensomasi pelanggannya.Â
Tentunya banyak dari warganet terutama dimedia sosial twitter banyak komen bahwa tindakan Es Teh Indonesia adalah tindakan hiperbola dan berlebihan.
Jika menilai dari kacamata pelanggan maka hal ini memang berlebihan. Karena sedikit menciderai kebebasan dalam berbicara dimedia offline maupun online.Â
Pada dasarnya dimanapun berada pelanggan pasti ingin diuntungkan. Termasuk dalam komentar warganet yang sedemikian banyaknya terutama yang membela pelanggan tersebut.
Berbeda lagi jika berada pada pihak pemilik bisnis. Tentunya pemilik ingin memberikan yang terbaik untuk bisnisnya. Sehingga perlindungan diri untuk menghadapi konsumen memang seharusnya dilakukan.Â
Dari kacamata pebisnis melindungi usaha dari segala perlakuan pelanggan juga dibenarkan. Termasuk pelanggan yang sering memperolok dan mneghina tanpa bukti apapun. Karena jika ini diteruskan dan dibiarkan dapat mengancam keberlangsungan bisnis.
Maka sebagai warganet yang bijak tentunya harus menilai dari dua sisi yang berbeda. Ketika kita sudah menentukan dan membca dua sisi itu, maka akan menjadi lebih obyektif dan bijak dalam menyikapi suatu permasalahan.Â
Masing-masing memiliki plus minusnya dalam setiap keputusan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H