Mohon tunggu...
Fikri Zakia Qoimul Haq
Fikri Zakia Qoimul Haq Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Konsultan Pendidikan, Parenting

Jadilah manusia yang bermanfaat untuk ummat. Ingin hubungi penulis? email : fikri.players@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Sikap Baik Dibalik Somasi Es Teh Indonesia

27 September 2022   08:22 Diperbarui: 27 September 2022   09:24 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minuman kekinian es teh indonesia. sumber: akcdn.detik.net.id

Beberapa hari lalu dunia perminuman kekinian dikagetkan dengan sebuah surat somasi yang dilayangkan oleh PT. Esteh Indonesia kepada pelanggannya yang memprotes dan menghina salah satu produk es teh indonesia. 

Produk yang dihina adalah Chuzi Red Velvet yang dinilai minuman yang mengandung kandungan gula yang sangat banyak.

Padahal pada bulan Juli 2022 lalu baru saja Es Teh Indonesia menunjuk Nagita Slavina, istri dari Raffi Achmad sebagai CEOnya. Harus menghadapi kondisi sulit dengan tingkah perusahaannya yang mensomasi pelanggannya. 

Tentunya banyak dari warganet terutama dimedia sosial twitter banyak komen bahwa tindakan Es Teh Indonesia adalah tindakan hiperbola dan berlebihan.

Jika menilai dari kacamata pelanggan maka hal ini memang berlebihan. Karena sedikit menciderai kebebasan dalam berbicara dimedia offline maupun online. 

Pada dasarnya dimanapun berada pelanggan pasti ingin diuntungkan. Termasuk dalam komentar warganet yang sedemikian banyaknya terutama yang membela pelanggan tersebut.

Isi surat somasi Es Teh Indonesia. Sumber: blue.kumparan.com
Isi surat somasi Es Teh Indonesia. Sumber: blue.kumparan.com

Berbeda lagi jika berada pada pihak pemilik bisnis. Tentunya pemilik ingin memberikan yang terbaik untuk bisnisnya. Sehingga perlindungan diri untuk menghadapi konsumen memang seharusnya dilakukan. 

Dari kacamata pebisnis melindungi usaha dari segala perlakuan pelanggan juga dibenarkan. Termasuk pelanggan yang sering memperolok dan mneghina tanpa bukti apapun. Karena jika ini diteruskan dan dibiarkan dapat mengancam keberlangsungan bisnis.

Maka sebagai warganet yang bijak tentunya harus menilai dari dua sisi yang berbeda. Ketika kita sudah menentukan dan membca dua sisi itu, maka akan menjadi lebih obyektif dan bijak dalam menyikapi suatu permasalahan. 

Masing-masing memiliki plus minusnya dalam setiap keputusan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun