Polemik menaikkan harga BBM tidak akan pernah habisnya untuk dibahas. Mulai tukang ojek, penjual pecel, akademisi hingga para eksekutif juga turut mengkaji dan membahas tentang kebijakan pemerintah ini. Sampai presiden ganti pun akan tetap menjadi polemik secara nasional. Karena dalam konstelasi kehidupan bernegara kita termasuk ekonomi adalah negara-negara barat yang menjadi acuan. Termasuk naiknya harga BBM banyak pakar mengatakan karena harga minyak dunia semakin tinggi disamping adanya pertempuran sengit antara Rusia dan Ukraina.
Sejak awal penentuan naiknya harga BBM hingga hari ini, antrian di SPBU semakin mengular. Pasalnya masyarakat lebih memilih pertalite dengan harga 10.000 rupiah daripada jenis yang lain semisal pertamax yang harganya mencapai 14.500 rupiah. Padahal jika dilihat dari kualitas RON nya, maka pertalite dengan RON 90 lebih rendah dari pertamax yang memiliki RON 92.Â
Kita flashback ke masa sebelum harga BBM naik, bagaimana masyarakat cukup banyak yang memakai pertamax. Sehingga tidak pernah terlihat antrian di SPBU sampai mengular berhari-hari dan sepanjang waktu. Hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia sangat sensitif dengan harga.Â
Para pekerja benar-benar terdampak terhadap naiknya harga BBM. Sampai berangkat dan pulang kerja ketika mengisi kendaraan harus rela antri panjang. Tentunya ini akan menjadi masalah lagi dengan timing kerja, sehingga mulai hari ini para pekerja akan berangkat lebih pagi dan pulang lebih sore atau malam.
Jika mampu untuk membeli petamax, maka beli lah petamax. Karena hari ini perbandingan jumlah pembeli pertamax dengan pertalite mencapai 1:10. Ketika antrian pertalite mengular, maka pilihlah pertamax untuk manajemen waktu yang lebih efisien dan efektif.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H