20 Juni 2024, Tim Educative GPT dari IPB University telah melakukan turun lapang untuk melakukan wawancara dengan Ibu Sri Sudarmi, S.P
Bu Sri Sudarmi, seorang guru Informatika di SMAN 3 Bogor, memberikan pandangannya mengenai penggunaan ChatGPT dalam dunia pendidikan. Menurut beliau, ChatGPT merupakan alat yang sangat mendukung globalisasi dan memiliki potensi besar untuk mempermudah proses belajar mengajar.
Dalam kesehariannya, Bu Sri menggunakan ChatGPT secara fleksibel, tergantung pada kebutuhan. Beliau sering memanfaatkan teknologi ini ketika menghadapi materi yang sulit dipahami atau saat ingin mempresentasikan kalimat pembelajaran dengan cara yang lebih sederhana dan mudah dimengerti. "Sejauh ini, dengan bantuan ChatGPT, materi pelajaran yang saya ajarkan menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa," ungkapnya.
ChatGPT adalah aplikasi berbasis AI yang dirancang untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah dengan mudah. Namun, meskipun banyak manfaat yang ditawarkan, ada juga kekhawatiran mengenai dampak negatif penggunaan teknologi ini di kalangan siswa. Beberapa pihak berpendapat bahwa penggunaan ChatGPT dapat mengurangi kreativitas dan kemampuan berpikir siswa jika tidak digunakan secara bijak.
Bu Sri juga menyadari potensi ancaman ini, tetapi tetap berpendapat bahwa ChatGPT bisa menjadi alat yang berguna bila digunakan dengan tepat. "Sebagai guru, saya merasa ChatGPT sangat membantu dalam menyederhanakan bahasa pemrograman yang sulit, sehingga materi yang kompleks dapat dijelaskan dengan lebih mudah," ujarnya.
Meskipun ChatGPT gratis sudah cukup membantu dalam menyelesaikan masalah sehari-hari, Bu Sri menekankan pentingnya batasan dalam penggunaannya. Menurut beliau, ChatGPT sudah dikenal luas oleh siswa SMA, sehingga pembatasan penggunaannya menjadi sulit. Namun, beliau selalu menasihati siswa untuk berusaha terlebih dahulu sebelum menggunakan ChatGPT.
Beberapa kelebihan ChatGPT yang diakui oleh Bu Sri meliputi kemampuannya untuk membantu dalam berbagai hal, termasuk coding, pembuatan script, dan pembuatan presentasi (PPT). Namun, beliau juga mencatat beberapa kekurangan, seperti penjelasan yang kadang kurang lengkap, validitas jawaban yang tidak selalu terjamin, dan kebutuhan untuk mengulang perintah agar mendapatkan jawaban yang diinginkan.
Bu Sri berharap ke depannya ChatGPT dapat diperbaiki dalam hal penjelasan yang lebih mudah dipahami, kalimat yang lebih ringkas, dan referensi yang lebih valid. Meskipun pengalamannya menggunakan ChatGPT masih belum sepenuhnya memuaskan, beliau optimis bahwa teknologi ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar.
Untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan teknologi ini, SMAN 3 Bogor akan mengadakan workshop tentang ChatGPT di akhir tahun ini. Workshop ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi guru dan siswa untuk belajar teknologi, khususnya AI, serta memberikan wawasan dan pengalaman baru. "Adanya workshop ini harus dimaksimalkan sehingga dapat memberikan insight yang baru," pungkas Bu Sri.
Dengan adanya dukungan dan pemahaman yang baik mengenai penggunaan ChatGPT, diharapkan teknologi ini dapat menjadi alat yang efektif dan efisien dalam mendukung proses pembelajaran di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H