Mohon tunggu...
FIKRI UL HAQQI
FIKRI UL HAQQI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca buku-buku, baik itu novel, biografi ataupun kisah nabi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menelusuri Utilisasi Penggunaan ChatGPT dalam Pendidikan

19 Juli 2024   15:32 Diperbarui: 19 Juli 2024   15:51 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama. Sumber : Dokumentasi pribadi

Jumat, 31 Mei 2024, mahasiswa IPB University telah melakukan wawancara dan diskusi bersama Muhammad Akram Ahmad seorang Expert di bidang Artificial Intelligence. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) yang beranggotakan Elsha Rahmanda Khaini (SB), Azdan Haikal Akmal (EP), Achmad Nur Huda (AGB), Fikri Ul Haqqi (MAN) dibawah bimbingan Ibu Dr. Widyastutik, S.E.,M.Si.

ChatGPT, model bahasa berbasis kecerdasan buatan (AI), telah menjadi inovasi teknologi yang mampu memahami dan merespons bahasa manusia dengan lebih baik dibandingkan teknologi pencarian konvensional seperti Google. ChatGPT berfungsi sebagai asisten virtual, yang memanfaatkan kemampuan AI yang dilatih secara berulang-ulang dan diingat untuk membantu manusia dalam berbagai aspek kehidupan.

Menurut Akram, seorang ahli teknologi pendidikan, ChatGPT memainkan peran penting dalam pendidikan. "Dalam dunia pendidikan, peran ChatGPT semakin menonjol. Meskipun kolaborasi antara pengajar dan ChatGPT masih dalam tahap pengembangan, teknologi ini telah terbukti sangat membantu dalam merancang capaian pembelajaran bagi siswa. Khususnya di tingkat SMA, ChatGPT dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran," jelasnya.

Namun, penggunaan ChatGPT tidak terlepas dari tantangan etika. "Output yang dihasilkan oleh ChatGPT bisa mengandung bias dan belum tentu sepenuhnya benar. Versi berbayar dari ChatGPT menawarkan cakupan yang lebih luas dan pemahaman konteks yang lebih mendalam dibandingkan versi gratis. Fitur-fitur canggih seperti panggilan suara dan integrasi dengan realitas tertambah (augmented reality) yang akan segera hadir, menunjukkan bahwa teknologi ini terus berkembang," tambah Akram.

Kelebihan utama dari ChatGPT berbayar terletak pada akses, fitur, dan tools yang lebih unggul. Namun, kekurangan dalam aspek etika masih menjadi perhatian utama. "Di Indonesia, kebijakan terkait penggunaan teknologi ini dalam pendidikan masih belum merata. Diperlukan kajian mendalam mengenai etika dan kebijakan penggunaan ChatGPT untuk menghindari ketergantungan siswa dan potensi bias," kata Akram.

Pemerintah diharapkan segera merumuskan kebijakan yang jelas dan tepat guna terkait penggunaan ChatGPT dalam pendidikan. Setelah kebijakan ini disusun dengan baik, teknologi ini dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah, memungkinkan pengajar untuk lebih efektif dalam mencapai target pembelajaran yang beragam sesuai dengan minat siswa.

Sebagai contoh, siswa kelas 11 jurusan IPA dapat menggunakan ChatGPT untuk menyusun laporan ilmiah atau merencanakan kunjungan lapangan. ChatGPT dapat berperan sebagai asisten yang membantu siswa mengembangkan ide-ide kreatif mereka, memungkinkan proses belajar yang lebih interaktif dan personal.

"Salah satu metode untuk mengutilisasi ChatGPT adalah dengan metode RISEN-prompt. R itu role dimana pengguna memberikan peran ChatGPT sebagai apa, kemudian I itu input dimana pengguna memasukkan informasi-informasi, lalu S itu step dimana anda memberikan langkah-langkah apa yang akan ChatGPT lakukan, kemudian E itu end goal dimana anda memberikan bentuk output yang anda harapkan lalu yang terakhir narrowing itu memberikan batasan atau lingkup apa seperti misal membatasi outputnya 200 kata"

"Keterbatasan utama dari ChatGPT adalah pada informasi yang tersedia dalam database publik. Hanya informasi yang bersifat publik yang dapat diakses dan disampaikan oleh GPT, sehingga masih ada keterbatasan dalam hal akurasi dan kelengkapan data," jelas Akram. Secara keseluruhan, ChatGPT adalah teknologi yang menjanjikan dalam dunia pendidikan, dengan potensi besar untuk diintegrasikan secara etis dan efektif dalam proses pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun