Mohon tunggu...
fikri syah
fikri syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menari Dengan Literasi

Buku saya : Utang Itu Candu,menjalani hidup yang waras tanpa riba | Blog pribadi : https://www.banguntidur99.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ego dan Egoless, Bagaikan Dua Sisi Mata Uang yang Tak Pernah Bertemu

3 Juli 2024   12:56 Diperbarui: 3 Juli 2024   17:00 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://psike.id/ego-egois-dan-egosentris-apa-perbedaannya/

Semoga kita dapat membuang sifat-sifat egois dalam setiap pengambilan keputusan, agar kita bisa menjalani hidup yang damai dan tenteram tanpa adanya drama dan topeng yang harus kita buat. Tentu, hidup tanpa ego bukanlah hal yang mudah, apalagi di dunia yang serba kompetitif ini. 

Namun, setidaknya kita bisa mencoba untuk mengurangi dominasi ego dalam setiap aspek kehidupan kita. Karena pada akhirnya, kedamaian dan ketentraman pikiran adalah harta yang paling berharga, jauh melebihi mobil mewah atau pujian dari orang lain.

Namun, ada kebiasaan yang sering dilakukan oleh orang yang penuh dengan ego, yaitu, tidak menerima pendapat orang lain dan menganggap pendapat dirinya lah yang lebih baik dari pada pendapat orang lain dan ini sering kita temui pada kehidupan yang sedang kita jalani ini, Memang menyebalkan jika kita bertemu dengan orang yang seperti ini.

Quotes dari Albert Einstein, "semakin banyak pengetahuan, semakin sedikit ego. Semakin banyak ego, semakin sedikit pengetahuan," menekankan hubungan terbalik antara pengetahuan dan ego. 

Saat seseorang memperoleh lebih banyak pengetahuan, mereka semakin menyadari keterbatasan diri dan luasnya hal-hal yang belum diketahui, sehingga menjadi lebih rendah hati. Sebaliknya, ketika ego mendominasi, hal itu sering kali berasal dari kebodohan dan kurangnya pemahaman. 

Orang dengan ego besar cenderung melebih-lebihkan pengetahuan dan kemampuan mereka, sehingga menutup diri dari pembelajaran dan pertumbuhan. Wawasan ini menyoroti pentingnya kerendahan hati dalam mengejar kebijaksanaan dan pemahaman sejati.

Jadi dalam melawan ego kita harus punya senjata dalam menghadapinya, senjata tersebut terbuat dari pengetahuan yang tidak pernah bosan-bosan kita cari agar kita bisa memenangkan pertempuran pikiran kita terhadap ego yang sering menguasai kita dalam mengambil keputusan atau dalam hal bertindak. Jika ego terlalu sering menguasai pikiran kita maka kehidupan kita hanya akan berakhir dengan banyaknya penyesalan.

Mungkin, dengan menyingkirkan ego, kita bisa menemukan kebahagiaan sejati yang selama ini kita cari. Tidak lagi terjebak dalam lingkaran setan keinginan yang tak pernah berakhir, tetapi menemukan kebebasan dan kedamaian yang hakiki. Ah, betapa indahnya hidup tanpa ego. 

Sayangnya, ego akan selalu bersemayam dalam diri manusia karena itu yang membedakan kita dengan mahluk lainnya dan kita masih harus terus berjuang untuk mencapai kondisi Egoless, satu langkah kecil demi langkah kecil, menuju kehidupan yang lebih damai dan bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun