Mohon tunggu...
fikri syah
fikri syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menari Dengan Literasi

Pemerhati Ekonomi, Penulis, Penikmat Makanan Lezat dan Pembelajar Ilmu Pemberdayaan Diri. Mantan Pegawai Bank dan Finance. Saat ini sedang menuntut ilmu di Program Studi Ekonomi Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Menyukai seni musik dan sulap, khusus untuk sulap saya menyukai ilusi dan kecepatan tangan. Menulis bagi saya untuk meningkatkan sebuah kesadaran dalam berkehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Memet dan Jimat Pemikat Wanita

1 Juli 2024   20:30 Diperbarui: 1 Juli 2024   20:36 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu sore yang cerah dengan warna jingganya menghiasi suasana kehidupan sang pemuda yang sedang galau setengah mati karena patah hati, Memet nama pemuda itu, Memet sedang sibuk mempersiapkan diri untuk ritual malam minggunya. Malam minggu kali ini terasa berbeda karena ia telah membuat janji dengan seorang wanita yang baru ia kenal dari aplikasi pencari jodoh. Memet, yang sudah lama menjomblo, merasa sangat bersemangat. Keinginan untuk mengobati kesedihannya setelah ditinggal oleh Mawar membuatnya tak sabar bertemu dengan wanita baru ini.

Tak tanggung-tanggung, Memet membeli satu stel pakaian baru dari atas sampai bawah demi bertemu dengan wanita idamannya, yaitu Olivia, Ia juga sudah menyiapkan minyak wangi cap jangkrik dan membawa jimat pemberian dari dukun desa tetangga untuk melancarkan niatnya mencari jodoh, jimat tersebut digadang-gadang mampu menjinakan hati para wanita, memet pun sangat percaya diri dengan bantuan jimat tersebut.

Jam menunjukkan pukul 7 malam. Memet menyalakan motornya dan bersiap menuju cafe yang telah di-share location oleh Olivia. Dalam perjalanan, ia menerka-nerka seperti apa wajah asli Olivia karena di foto profilnya, Olivia terlihat seperti Chindo (China-Indonesia).

Setibanya di lokasi yang diserahkan oleh Olivia, Memet kebingungan karena sejauh mata memandang, tidak ada yang namanya cafe. Yang ada hanya warung kecil dengan lampu 5 watt warna kuning ala rumah zaman dulu. Memet pun menepi dan menelepon Olivia untuk menanyakan letak cafe yang dimaksud.

"Hallo beibzz, aku udah sampai nih, kok cafenya gak ada ya? Cuma ada warung kecil pinggir jalan," tanya Memet.

"Aku ada di warung itu, mas. Kesini aja," jawab Olivia.

"Gak jadi ke cafenya dek Olive?".

Olivia menjawab dengan raut muka bingung." habis ini kita ke cafe mas"

Walau sedikit ragu, Memet masih optimis dan tidak berpikir aneh-aneh. Dari kejauhan, ia melihat seorang wanita berdiri di depan warung dengan jilbab dan masker. Memet mendekatinya.

"Dek Olivia ya?", tanya Memet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun