Mohon tunggu...
fikri syah
fikri syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menari Dengan Literasi

Pemerhati Ekonomi, Penulis, Penikmat Makanan Lezat dan Pembelajar Ilmu Pemberdayaan Diri. Mantan Pegawai Bank dan Finance. Saat ini sedang menuntut ilmu di Program Pasca Sarjana Studi Ekonomi Syariah di UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Menyukai seni musik dan sulap, khusus untuk sulap saya menyukai ilusi dan kecepatan tangan. Menulis bagi saya untuk meningkatkan sebuah kesadaran dalam berkehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Makna Healing yang Sebenarnya?

29 Juni 2024   17:00 Diperbarui: 29 Juni 2024   17:03 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesalahpahaman Makna Healing
"Ah, healing dulu, ah! Stress nih!" Kalimat yang sering kali terlontar dari mulut kaum muda urban Indonesia, yang kian hari semakin akrab dengan fenomena staycation di hotel estetik. Mungkin, dalam benak mereka, healing adalah sinonim dari foto-foto Instagram di tepi kolam renang atau santai di kamar hotel yang mewah. Tapi, tunggu dulu, apakah benar healing itu berlibur atau staycation? Atau sebenarnya ini hanya trik marketing hotel-hotel estetik yang ingin memikat kaum milenial?
Di era media sosial ini, banyak masyarakat Indonesia, terutama kaum muda, terjebak dalam pemahaman yang salah tentang healing. Menurut mereka, healing berarti berlibur atau staycation di tempat-tempat atau hotel-hotel estetik yang Instagramable. Bayangkan, menatap sunset dari balkon hotel mewah sambil menyeruput kopi, dan tentu saja, jangan lupa update status: "Finally, time for some healing!"
Namun, jika kita telaah lebih dalam, makna healing dari perspektif psikologi sangat jauh berbeda. Healing bukan sekedar berpose di bawah sinar matahari tropis dengan filter ala selebgram. Healing adalah proses penyembuhan mental seseorang secara psikologis, yang bertujuan untuk membuat psikologi kita menjadi sehat. Mengobati diri secara psikologis, bukan sekedar menyegarkan feed Instagram.

Mencari Akar Masalah
Menurut pakar psikolog, untuk benar-benar melakukan healing, kita harus mencari akar permasalahan yang sedang kita hadapi dan menyesuaikan solusi dengan persoalan tersebut. Misalnya, Anda mengalami masalah di tempat kerja dengan rekan atau atasan. Apa yang Anda lakukan? Berlibur ke Bali? Staycation di hotel bintang lima? Sayangnya, itu bukan healing, kawan. Itu pelarian!. Ketika masalah di kantor menumpuk, dan Anda memutuskan untuk berlibur berharap semua akan beres begitu Anda kembali, Anda sedang bermimpi di siang bolong. Apakah setelah Anda berlibur masalah di kantor hilang? Tentu saja tidak, boskyu! Masalah di kantor akan tetap ada, bahkan jika Anda pergi berlibur ke ujung dunia sekalipun. Mungkin yang berubah hanya warna kulit Anda yang sedikit lebih cokelat, tetapi stres tetap saja menumpuk.

Alternatif Healing yang Sederhana
Sebenarnya, healing tidak harus mahal dan mewah. Tidak perlu menginap di hotel yang menguras dompet atau berfoto di tempat-tempat eksotis. Beberapa cara sederhana bisa dilakukan tanpa perlu mengeluarkan banyak uang dan bepergian jauh. Salah satunya adalah self-therapy. Nah, ini yang jarang dipahami banyak orang.
Self-therapy bisa sesederhana mengatur napas dan mencari sudut pandang positif dari masalah kita. Dengan demikian, kita tidak hanya menemukan kedamaian tetapi juga solusi dari masalah kita. Self-therapy berfokus pada kedamaian pikiran sehingga pikiran kita bisa diajak kompromi dengan masalah yang sedang kita hadapi. Percuma kita berlibur atau staycation, tapi pikiran kita masih bertengkar di dalam otak kita. Yang ada, liburan kita tidak terasa nikmat karena tubuh kita sedang berlibur tapi pikiran kita ada di tempat lain memikirkan masalah tersebut.

Masalah Keuangan
Mari kita bayangkan skenario ini: Setiap kali Anda menghadapi masalah, Anda memutuskan untuk pergi berlibur atau staycation. Tidak masalah sesekali, tetapi jika sering-sering dilakukan, Anda akan menghadapi masalah lain, salah satunya tagihan hutang yang membengkak. Mengapa? Karena setiap staycation Anda menggunakan dana darurat atau bahkan beralih ke pinjaman online (pinjol). Bayangkan, masalah mental Anda belum tentu sembuh, tetapi masalah finansial Anda pasti bertambah. Bukannya menyelesaikan masalah, Anda malah menciptakan masalah baru. Healing atau pelarian? Healing atau menambah beban hidup?

Menghadapi Masalah dengan Pendekatan yang Tepat
Jangan sampai setiap kita ada masalah, solusinya adalah liburan atau staycation. Ini hanya akan membuat pikiran kita tidak terlatih menghadapi masalah yang sebenarnya. Setiap kali ada masalah, bukannya mencari solusi yang konkret, kita malah melampiaskan dengan mengeluarkan banyak uang untuk berlibur. Dan ini berisiko tinggi. Anda bisa terlilit utang, kehilangan kontrol keuangan, dan tetap terjebak dalam lingkaran setan masalah yang tidak pernah selesai.
Sebagai contoh, Anda mengalami konflik di tempat kerja. Alih-alih menghadapi konflik tersebut, Anda memilih untuk pergi ke Bali dan berharap masalahnya hilang. Sayangnya, saat Anda kembali, masalah itu masih menunggu Anda di meja kerja. Lebih baik, hadapi masalah tersebut dengan cara yang tepat. Mungkin berbicara dengan rekan kerja, mencari solusi bersama, atau bahkan mencari bantuan dari psikolog.

Refleksi Healing yang Sebenarnya
Healing adalah proses yang membutuhkan waktu, kesabaran, dan pendekatan yang tepat. Bukan sekadar liburan singkat yang mungkin memberikan pelarian sementara tetapi tidak menyelesaikan inti masalah. Self-therapy, meditasi, berbicara dengan orang yang dipercaya, atau mencari bantuan profesional adalah langkah-langkah yang lebih efektif dan berkelanjutan. Healing adalah tentang pemahaman diri, mencari akar permasalahan, dan menemukan cara untuk mengatasinya secara konstruktif. Jangan sampai healing kita menjadi "healing-healing tai kucing" istilah yang menggambarkan upaya healing yang tidak tepat, yang bukannya menyembuhkan masalah malah menambah masalah lain. Mari kita cari makna healing yang sebenarnya, bukan sekadar pelarian dalam balutan estetika. Prosesnya harus alami, mengalir, dan menyentuh akar permasalahan kita. Jangan terjebak dalam glamour liburan yang sesaat. Temukan kedamaian sejati dalam diri Anda, dengan cara yang benar, bukan hanya dengan staycation atau foto-foto estetik. Sebab, healing yang sebenarnya adalah tentang penyembuhan, bukan sekadar pelarian. Jadi, lain kali Anda merasa stres dan ingin healing, pikirkan kembali. Apakah Anda mencari penyembuhan atau sekadar pelarian? Apakah Anda benar-benar menyelesaikan masalah atau hanya menundanya? Pilihan ada di tangan Anda. Jangan biarkan healing menjadi sekadar trend tanpa makna, tetapi jadikanlah sebagai proses yang benar-benar menyembuhkan jiwa dan pikiran Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun