Mohon tunggu...
Fikri Sholehudin
Fikri Sholehudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Aktif di UIN Sunan Gunung Djati, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kursi Besi di Depan Minimarket: Lebih dari Sekadar Tempat Duduk

6 Desember 2024   11:50 Diperbarui: 6 Desember 2024   12:21 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kursi besi Indomaret menjadi fenomena menarik karena ia hadir di tempat yang tidak terlalu istimewa. Minimarket seperti Indomaret adalah bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat, tempat membeli kebutuhan pokok atau sekadar mampir membeli camilan. Namun, keberadaan kursi di luar toko ini menawarkan dimensi lain. Bagi sebagian orang, ini bukan sekadar tempat duduk, tetapi tempat untuk meluangkan waktu di tengah arus kehidupan yang terus bergerak. Kursi ini menjadi "tempat aman" yang tidak menuntut siapa pun untuk berbuat apa-apa selain sekadar duduk.  

Banyak orang memanfaatkan kursi besi ini saat mereka tidak tahu harus pergi ke mana. Ketika emosi sedang memuncak entah karena masalah pekerjaan, konflik pribadi, atau hanya rasa penat yang tak terjelaskan. kursi ini menjadi pelarian yang paling mudah diakses. Tidak perlu reservasi, tidak ada waktu tunggu, dan yang terpenting, tidak ada biaya. Orang-orang yang duduk di sana mungkin terlihat termenung, tetapi itu bukan berarti mereka tidak melakukan apa-apa. Di balik keheningan itu, ada proses berpikir, merenung, atau bahkan berdamai dengan diri sendiri.  

Fenomena ini juga menunjukkan bagaimana minimarket, dengan segala kesederhanaannya, telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat urban. Sebagai tempat yang buka 24 jam, minimarket sering kali menjadi titik terang di malam hari, memberikan rasa aman bagi mereka yang membutuhkan. Kursi besi di depan toko menjadi perpanjangan dari fungsi tersebut, menyediakan ruang bagi siapa saja yang butuh waktu untuk "berhenti" sejenak. Dalam konteks ini, kursi tersebut memiliki peran sosial yang lebih besar daripada yang terlihat di permukaan.  

Menariknya, kursi ini juga mencerminkan perubahan cara manusia modern mencari tempat untuk merenung. Di masa lalu, orang mungkin akan pergi ke taman, pantai, atau tempat-tempat yang lebih dekat dengan alam. Namun, dengan semakin terbatasnya ruang publik yang nyaman di kota-kota besar, kursi besi Indomaret menjadi alternatif yang praktis. Ini adalah contoh nyata bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah.  

Bagi sebagian orang, duduk di kursi besi Indomaret mungkin hanya bagian dari rutinitas, tetapi bagi yang lain, itu bisa menjadi momen refleksi yang penting. Dalam kesederhanaannya, kursi ini menjadi simbol universal tentang kebutuhan manusia untuk meluangkan waktu, memproses apa yang mereka rasakan, dan pada akhirnya, menemukan cara untuk melanjutkan langkah. Fenomena ini mengingatkan kita bahwa di tengah dunia yang serba cepat, ruang-ruang kecil seperti kursi besi Indomaret memiliki makna yang jauh lebih besar daripada sekadar tempat duduk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun