Mohon tunggu...
fikri ramadhon
fikri ramadhon Mohon Tunggu... Penulis - aktivis bidang rebahan

mambaca untuk melawan, menulis untuk bertahan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kemenangan Joe Biden dan Siklus Politik Dunia

20 Januari 2021   15:20 Diperbarui: 20 Januari 2021   19:02 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: BBC.com

   20 Januari 2021 akan menjadi hari bersejarah bagi warga amerika serikat sekaligus dunia, setelah terpilihnya Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat ke-46 sekaligus menyandang predikat sebagai presiden tertua dalam sejarah AS. Hal itu karena pada 20 November 2020, Biden akan menginjak usianya yang ke 78 tahun. Reputasinya di dalam dunia politik AS sudah tidak diragukan lagi. Biden pernah menjabat sebagai wakil presiden mendampingi Barack Obama, dia juga merupakan seorang senator selama 6 periode. Walaupun telah berusia senja namun optimismenya sebagai politukus layaknya seorang pemuda. Dalam pidato pertamanya setelah terpilih menjadi presiden Biden menyampaikan beberapa hal dengan menggebu-gebu salah satunya “Saya berjanji untuk menjadi Presiden yang berupaya tidak memecah belah tetapi menyatukan, yang tidak melihat negara bagian merah dan negara bagian biru, hanya melihat Amerika Serikat.” Ucapnya saat berpidato pada Sabtu, 7 November 2020.

   Sebagai salah satu negara super power di dunia tentunya membuat Amerika Serikat menjadi pusat siklus politik dunia. Segala kebijakan baik dalam dan luar negeri AS memiliki dampak terhadap banyak negara lainnya. Seperti yang terakhir dilakukan oleh presiden AS Donald Trump yaitu menerapkan peraturan perang dagang dengan Cina. Kebijakan perang dagang AS-Cina membuat beberapa negara terkena imbasnya, termasuk Indonesia yang sangat merasakan pengaruh kebijakan tersebut pada sektor ekonomi. Menurut kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto perang dagang AS-Cina sangat berdampak pada lemahnya ekonomi kedua negara tersebut, dan bersamaan dengan lemahnya ekonomi AS dan Cina maka perumbuhan ekonomi Indonesia akan terhambat 0,32% untuk setiap perlambantannya.

   Seiring dengan pergantian pemimpin negara maka kebijakan sebuah negara pun seringkali berubah.  Hal ini juga berlaku untuk negara yang baru saja mendapatkan pemimpin baru yaitu Amerika Serikat. Kebijakan yang akan diterapkan Joe Biden saat sudah memimpin nanti kemungkinan besar berbeda dengan kebijakan yang telah diterapkan oleh presiden sebelumnya Donald Trump. Terlebih mereka datang dari partai yang berbeda, dan kali ini Joe Biden hadir sebagai kader partai Demokrat. Seperti kita ketahui pandangan bernegara partai Demokrat sudah pasti memiliki perbedaan dengan partai Republiknya Donald Trump.

   Menilik dari jejak karir politik Joe Biden selama kurang lebih setengah abad, maka kita bisa sedikit memprediksikan kebijakan apa yang akan dia ambil saat memimpin Amerika Serikat nanti. Terutama kebijakan politik luar negeri yang jelas akan memiliki dampak untuk negara-negara lain dan mengubah siklus politik dunia. Berikut beberapa prediksi kebijakan yang akan di ambil Joe Biden setelah memimpin AS nanti:

1. Hubungan diplomasi dengan Cina

Belum bisa dipastikan apakah Joe Biden akan menghentikan kebijakan perang dagang AS-Cina atau tidak, Dalam wawancaranya dengan New York Time Biden mengakatan bahwa dia tidak akan gegabah untuk menghapus tarif yang dibuat presiden Trump pada Cina. Menurutnya penting bagi AS untuk mendapatkan pengaruh kuat terhadap negoisasi dengan Cina. Biden juga pernah berjanji akan memperbaiki hubungan dengan seluruh aliansi Amerika Serikat. Pesan itu lebih menyiratkan bahwa AS serius dalam menghalangi hagemoni Cina terutama di laut Cina Selatan. Dua rencana itu tentu bukanlah hal yang menguntungkan bagi Cina. Mungkin yang akan berbeda antara Biden dan Trump saat melawan hagemoni Cina adalah Biden akan melakukannya Bersama dengan para sekutu, sedangkan Trump lebih terkesan membuat keputusan sepihak untuk melawan Cina.

2. Hubungan diplomasi dengan Rusia

Biden dan Putin sudah sejak lama memiliki hubungan buruk. Pada tahun 2011 ketika masih menjabat sebagai wakil presiden AS Biden pernah mengatakan bahwa jika dia adalah Putin maka dia tidak akan mencalonkan diri lagi menjadi presiden Rusia. Jelas ini menjadi ingatan yang sangat membekas dan tidak akan terlupakan bagi Putin. Biden mengatakan pada CNN bahwa Rusia adalah Lawannya, karena beberapa peristiwa yang diduga melibatkan Rusia didalamnya yaitu penargetan pasukan AS oleh Taliban di Afghanistan. Namun dilain sisi Biden juga ingin memperbaiki kerja sama dengan Rusia tentang perjanjian pembatasan senjata nuklir yang telah ditinggalkan oleh Trump.

3. Perdamaian dengan Iran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun