(kesebelasan Persinga Ngawi, sumber foto : https://twitter.com/pastimania_)
Piala Kemerdekaan memang telah bergulir selama dua pekan ini. Turnamen gagasan tim transisi bentukan Imam Nahrawi ini bisa dicap sukses dari segi penyelenggaraan. Walaupun masih ada kekurangan dari kompetisi yang dinanti-nanti ini, seperti gagalnya ide tim transisi untuk dapat menyiarkan setiap pertandingan yang ada. Namun, ternyata turnamen yang berbasis peserta tim divisi utama ini masih mampu menarik perhatian media lokal.
Ya, pemberitaan akan turnamen ini hampir selalu saya temukan di media-media baik cetak maupun online yang saya kunjungi. Bahkan di media cetak harian langganan saya, turnamen ini dimuat dalam satu halaman khusus. Walaupun euforia yang terjadi memang tak semeriah Indonesia Super League sebelumnya.
Memang tidak akan mudah bagi tim transisi untuk menyamai euforia ISL ataupun turnamen seperti Inter Island Cup sebelumnya. Mengingat klub yang ikut berkompetisi bukanlah klub populer di Indonesia. Daya tarik sponsor pun juga jelas tak sekuat yang diharapkan. Wajar saja karena nama-nama klub yang bertanding saja mungkin baru kali ini didengar di telinga masyarakat.
Saya jadi teringat humor-humor yang berkembang di sekitar saya. Saya merupakan mahasiswa dari salah satu Universitas di Malang. Lingkungan mahasiswa memang lekat dengan keberagaman asal daerah. Nah hal ini lah yang ternyata menjadi daya tarik antar mahasiswa untuk ingin mengenal lebih daerah rekan lainnya. Ditengah rasa penasaran itu terselip humor yang berniat sedikit ’menjatuhkan’ daerah asal rekanannya. “Di daerahmu ada klub sepak bola?? Lohh ternyata ada juga yaa... hahaha...”, humor seperti inilah yang sering berkembang di lingkungan saya. Atmosfer Kota Malang memang lekat dengan sepak bola, lebih khusus lagi Arema dan Aremania-nya.
Namun kini, mungkin rekan saya yang sering mendapat candaan seperti itu tadi bisa lebih menjawab lebih tegas. Kenapa? Ya, berkat tim transisi lah rekan-rekan saya ini bisa sedikit lebih percaya diri. Berkat gagasan tim transisi yang meyelenggarakan Piala Kemerdekaan, kini nama-nama klub dari daerah mereka lebih dikenal.
Sebelum adanya Piala Kemerdekaan siapa yang kenal nama klub seperti, misalnya Persatu (Tuban), Persidago (Gorontalo), Perserang (Serang), Lampung FC, Persinga (Ngawi), dan masih banyak lagi. Siapa yang menyangka bahwa ternyata daerah tersebut memiliki klub sepak bola sebelumnya. Daerah-daerah ini memang tidak punya pamor sepak bola yang kuat sebelumnya. Namun kini sejak Piala Kemerdekaan bergulir, klub-klub tersebut bisa lebih percaya diri tentunya. Dan berkat Piala Kemerdekaan ini tentu daerah-aerah tersebut akan mempunyai harapan untuk menghidupkan lagi atmosfer sepak bola di Kota mereka. Terlebih lagi ajang ini berpotensi sebagai ajang promosi klub terhadap pihak sponsor untuk mendanai klub mereka.
Suatu rencana jangka panjang yang patut diapresiasi tentunya kepada tim transisi dan Menpora kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H