Mohon tunggu...
fikri maulana
fikri maulana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlukah Adanya BK di Pesantren?

7 Desember 2017   08:44 Diperbarui: 7 Desember 2017   08:58 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalaamu'alaikum wr. Wb.

Nama saya Moh. Fikri. Dalam tulisan saya kali ini, saya akan membahas tentang BK dan pesantren. Sebenarnya apakah diperlukan tenaga BK di pesantren? Melihat dari kenyataan saat ini, masih belum ada pesantren yang menggunakan tenaga BK dalam pengajarannya. Belum dapat dipastikan apakah dalam pesantren tidak membutuhkan BK atau memang membutuhkan tetapi belum terealisasikan.

Sebelum membahas lebih jauh, perlu kita mengerti pengertian dasar dari BK dan pesantren. BK merupakan akronim dari Bimbingan dan konseling. Bimbingan adalah arahan yang diberikan untuk orang lain supaya orang itu mengerti dan memahami potensi yang ada didalam dirinya. Bimbingan in i bisa dilakukan oleh siapapun tidak harus seorang ahli. 

Sedangkan konseling adalah arahan yang diberikan oleh seorang ahli (konselor) kepada seorang klien untuk mengatasi masalah klien dan mencari solusi dari masalah tersebut. Konseling hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli di bidang konseling & psikologi. Kemudian pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional dimana para siswa (santri) belajar bersama dibawah arahan kyai dan menginap disebuah asrama.

Didalam lingkungan pesantren seluruh kegiatan diarahkan oleh kyai. Selain sebagai pengajar/guru, kyai juga memberi bimbingan kepada para santri berupa ceramah, kultum dll. tentang apa yang sebaikya dilakukan dan apa yang sebaiknya tidak dilakukan.

Kembali ke pembahasan semula, jadi apakah perlu diadakannya BK di pesantren. Melihat pengertian dari BK dan pesantren diatas sebenarnya di pesantren telah ada sosok pemberi bimbingan dan pemberi konseling pada diri sang kyai. Namun, jika kita lihat Kembali pengertian dari konseling bahwa orang yang seharusnya melakukan konseling adalah orang yang memang ahli dibidang konseling. Jadi didalam pesantren bisa dikatakan belum ada orang yang dapat melakukan konseling.

Jika melihat dari sudut pandang pengertian seperti diatas, maka didalam pesantren dibutuhkan adanya BK. Karena para santri membutuhkan seseorang yang bisa menggali potensi yang ada dalam dirinya, membutuhkan orang yang bisa memberi arahan saat mendapat masalah dalam belajar, masalah dalam pertemanan dll.

 Jika melihat dari sudut pandang keseluruhan, maka didalam pesantren tidak dibutuhkan tenaga BK sebab semuanya telah dikerjakan oleh sang kyai. Mungkin sementara ini yang dapat saya tuliskan. Jika terdapat kebenaran itu dari Allah semata dan kalau terdapat kesalahan itu dari hamba Allah yang dho'if. Terima kasih dan Mohon maaf.

Wassalamu'alaikum wr. Wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun