Mohon tunggu...
SMP MUHAMMADIYAH 1 JAKARTA
SMP MUHAMMADIYAH 1 JAKARTA Mohon Tunggu... Administrasi - SMP MUHAMMADIYAH 1 JAKARTA

Membaca adalah Jembatan Ilmu yang Menghubungkan Pengetahuan dengan Kehidupan Nyata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lapang Dada

21 Maret 2020   20:37 Diperbarui: 21 Maret 2020   20:42 9358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) dan hanya kepada Tuhanmu-lah engkau berharap." (QS. Al-Insyirah: 4-8)

Lapang dada adalah keikhlasan menerima sesuatu takdir atau semua peristiwa yang terjadi. Menerima dengan ikhlas tanpa keluhan. Bukan pasrah dan menyerah tetapi bertawakal setelah berikhtiar. Sikap para pejuang yang tetap menyandarkan diri pada Allah bukan hanya kemampuan diri. Semua di dunia ini milik Allah, maka akan kembali pada Allah.  Jangan pernah menduakaNya atau menghianatiNya, maka penyesalan bahkan dosa yang kau dapat. Namun, Allah sangat penyayang dan pengampun. Itulah Cinta sejati yanh abadi. Inilah lapang dada, banyak arti dalam dinamika hidup.

Manusia dapat berencana, berkarya, dan berjuang tetapi ingatlah pada akhirnya Allahlah sang penentu. Bukan berarti kita harus pasrah dan menyerah dahulu karena menunggu takdir. Allah justru meminta kita berjuang sebagaimana dalam bagian isi dari QS. Ar Ra'd: 11, "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan sendiri."

Allah tetap meminta kita berjuang, sungguh jiwa patriotisme sudah diajarkan dalam Islam. 

Namun, kita dihadapkan pada Allah sebagai pemiliknya. Maka janganlah kecewa saat semuanya tidak sesuai dengan keinginanmu. Allah akan memberikan apa yang kamu butuhkan. Bukan tanpa alasan, Allah ingin kita tetap mengandalkan dan pasrah kepadaNya, karena Allah sangat mencintai kita. Bukankah cinta itu perlu bukti maka buktikanlah cintamu.

Sebagaimana kondisi sekarang, dengan adanya virus Covid 19 membuat semua aktivitas dikurangi. Menyebar cepat, tetapi jika abai bisa mematikan. Terkurung rindu dan pilu. Begitulah cerita bumi saat terkena suatu wabah. Namun, dibalik semua itu tersimpan banyak hikmah. Kembali kerumah, berkumpul bersama menciptakan ikatan batin, dari sekian waktu yang tak pernah bertemu. Menciptakan aktivitas di dalam rumah, memahami kembali karakter keluarga. Mengembalikan fungsi pendidikan terbaik yaitu peran Ayah dan Ibu.

Disinilah pesan manis tercipta. Pola hidup menjadi sehat,   bahkan semua mengingat mati, meskipun ada yang berlebihan hingga takut mati. Mulai mengingat akhirat dengan banyak berdoa, berdzikir, dan senantiasa mengikuti sunah Rasul.

Berjuang bersama dalam kesusahan. Maka kewarasan akan terjaga. Kehamonisan keluarga akan tercipta. Meski tak pernah bersapa, dengan kondisi ini akan terjalin rangkaian komunikasi. Oleh karena itu, ciptakankah aktivitas produktif dan menyenangkan. Itulah lapang dada dalam kondisi ini. Selain ketahanan keluarga, teknologi pun mengalami perkembangan. Dalam dunia bisnis, pendidikan, bahkan aktivitas lainnya mulai memanfaatkan kecanggihan teknologi. Manusia mulai berfikir cara bertahan dalam kondisi sulit. Hal ini bermula dari lapang dada. 

Ingatlah, saat kita bercerai berai dan duka. Janganlah berkesimpulan cepat serta marah. Kadang perlu lapang dada, untuk bangkit dari keterpurukan. Tetap berdiri meski awalnya tertatih. Perjuangan hidup masih panjang, bersabarlah dan bersyukur dalam setiap situasi. Fahami diri, agar jiwamu tak rapuh. Perih memang kondisi ini tapi janganlah kamu mati. Hal itu sama dengan menyerah sebelum berperang.

Berkata memang mudah, maka mari kita coba lakukan dan buktikan karena badai pasti berlalu. Hidup kita perlu bahagia. Semua orang bahkan dunia berhak bahagia. Jangan ada tangisan, marilah bergerak mencari solusi hidup. Hadapi semua ini dengan tetap berpegang teguh pada Allah. Kawan, kau tak lagi sendiri. Kini banyak yang sedang seperti ini, apalagi kau punya Allah yang maha kuat dan maha dari segala maha. Percayalah semuanya akan berlalu jika hati ini lapang dada. Bahkan tidak terasa hingga akhirnya lupa. 

By : Siti Nurjanah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun