Menemani istri belanja ke Pasar sudah lama juga tidak dilakukan. Biasanya istri belanja keperluan di warung di dekat rumah untuk sekadar membeli sayuran dan kebutuhah lainnya. Dan selama ini bila ke pasar pagi pun biasanya istri cukup minta diantar ke pinggir pasar terus ditinggal dan kemudian dijemput lagi.
Pengalaman mengantar istri belanja ke pasar pagi (ada juga yang menyebutnya dengan pasar Inpres, pasar tumpah, dll) Prabumulih pagi kemarin cukup tidak sengaja juga terjadi. Kami yang biasanya hampir tidak pernah di Prabumulih setiap hari minggu sengaja menyempatkan diri untuk belanja keperluan rumah tangga.
Pasar Pagi Prabumulih yang sangat terkenal di Sumatera Selatan ini merupakan urat nadi masyarakat untuk bertransaksi dalam hal jual beli terutama kebutuhan pokok. Pasar yang memenuhi kebutuhan tidak hanya warga Prabumulih tetapi juga dari daerah seberang (Kabupaten tetangga) seperti dari Muara Enim, PALI dan Ogan Ilir mulai dibuka jauh menjelang subuh atau sekitar pukul 01.00 WIB dinihari.
Hampur seluruh kebutuhan masyarakat ada di sini dan biasanya dijual dalam partai besar untuk kebutuhan rumah makan, isi warung untuk dijual kembali, dan kebutuhan ibu-ibu untuk stocking sayuran dan buah-buahn serta kebutuhan rumah tangga lainnya. Dan kelebihannya adalah barang-barang itu pun dijual dengan sangat murah dan berada dipinggiran jalan Sudirman.
Sebegitu tergantungnya kehidupan Pasar Prabumulih dengan produk karet alam yang dihasilkan. Maka bila harga karet alam murah, hampir bisa dipastikan kehidupan Pasar Pagi (Pasar Inpres) Prabumulih juga sepi dan menepi, dan tentu sebaliknya bila harga karet naik maka, Pasar-pasar Prabumulih ini juga akan ramai seperti pagi ini.
Ada rasa bangga juga melihat mereka berteriak dan tidak lama jualannya langsung habis diborong oleh pembeli....
Dari kejauhan tempat kami parkir sayup-sayup terdengar bunyi suara yang menggunakan wireless speaker dengan berujar “Bapak/ibu, mohon maaf agar dapat mundur ke belakang dan merapikan dagangannya. Jangan menggunakan badan jalan karena mengganggu lalu lintas. Bapak/ibu melanggar Perda dan bisa kena kurungan, ayo bersihkan dan rapikan”. Ternyata ada pasukan Pol PP sedang berusaha menertibkan para pedagang Pasar Inpres Prabumulih yang langsung dipimpin oleh Kasat Pol PP Prabumulih (Bpk. Ibrahim Cik Ading).
Ujaran lisan itu sepertinya cukup ampuh untuk menertibkan para pedagang. Dengan bergegas mereka mengemasi barang dagangannya dan mundur menyempit di bawah badan jalan. Motor-motor yang Parkir memakan badan jalan pun langsung rapi menghilang (menjauh) dari tempat itu dan laju kendaraan kembali bisa terurai.