Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lekang

16 September 2016   18:21 Diperbarui: 16 September 2016   20:34 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

By. Fikri Jamil Lubay

Setetes embun pagi berpijar

Suara pajar mengikuti malam yang tidak lagi bersahabat

Galau menyeka malam yang berkeringat dan tidak lah lelap

Gempita mayang menyahut hati seperti mati suri

Dingin tidak lah lagi menjadi sahabat

Pilu ditengah kebutuhan akan nasihat yang selalu merekat ketika mengingat

Semuanya telah hilang bersama malam yang gelap nan pekat

Teringat akan kemilau cahaya dalam temaram biduk nun di ufuk sana

Lekang..lekang sudah semuanya

Butiran logam berkarat menyebar bak paku pualam yang rapuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun